Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Inflasi Januari 2025 0,76 Persen, Terendah Sejak 25 Tahun Terakhir

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Selasa, 04 Februari 2025, 11:34 WIB
Inflasi Januari 2025 0,76 Persen, Terendah Sejak 25 Tahun Terakhir
Ilustrasi pedagang sembako di pasar tradisional/RMOL
rmol news logo Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Januari 2025 tercatat 0,76 persen secara tahunan (yoy).
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan, inflasi pada Januari 2025 ini terendah sejak Januari 2000, atau 25 tahun lalu.

“Inflasi tahunan Januari 2025 adalah yang terendah sejak Januari tahun 2000,” tutur Amalia dalam konferensi pers, Senin 3 Februari 2025.

Angka inflasi IHK ini disebabkan oleh kelompok administered prices yang mencatat deflasi, terutama dipengaruhi oleh kebijakan diskon tarif listrik. 

Bank Indonesia (BI) menilai, rendahnya inflasi pada awal tahun ini mencerminkan keberhasilan sinergi kebijakan moneter dan pengendalian inflasi yang dilakukan bersama pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5 persen, ±1 persen pada 2025," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan tertulis pada Selasa 4 Februari 2025.

Selanjutnya, inflasi inti dilaporkan tetap terjaga rendah. Inflasi inti pada Januari 2025 tercatat sebesar 0,30 persen (mtm), meningkat dari realisasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,17 persen (mtm).

Kenaikan ini disebabkan oleh faktor musiman di awal tahun serta peningkatan harga komoditas global. Beberapa komoditas yang menyumbang inflasi inti adalah minyak goreng, emas perhiasan, dan biaya sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar 2,36 persen (yoy), naik dari 2,26 persen (yoy) pada Desember 2024.

Sementara itu, kelompok volatile food juga mencatat kenaikan inflasi sebesar 2,95 persen (mtm), meningkat dari 2,04 persen (mtm) pada bulan sebelumnya. Inflasi ini terutama didorong oleh naiknya harga aneka cabai dan daging ayam ras akibat curah hujan tinggi di sentra produksi serta meningkatnya biaya pakan dan bibit. 

Secara tahunan, inflasi volatile food mencapai 3,07 persen (yoy), melonjak dari 0,12 persen (yoy) pada bulan sebelumnya.

"Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap terkendali didukung oleh sinergi erat Bank Indonesia bersama TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah," kata Ramdan.

Adapun kelompok administered prices mengalami deflasi sebesar 7,38 persen (mtm) pada Januari 2025, berbanding terbalik dengan bulan sebelumnya yang mencatat inflasi 0,03 persen (mtm). 

Deflasi ini terutama disebabkan oleh kebijakan diskon tarif listrik sebesar 50 persen bagi pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang hingga 2.200 VA, serta normalisasi tarif angkutan setelah periode libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). 

Sementara secara tahunan, kelompok administered prices mencatat deflasi sebesar 6,41 persen (yoy), turun dari inflasi 0,56 persen (yoy). rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA