Payroll AS bertambah 256.000 bulan lalu, melampaui ekspektasi para ekonom yang memperkirakan kenaikan sebesar 155.000. Tingkat pengangguran, yang sebelumnya diperkirakan tetap di 4,2 persen, ternyata turun menjadi 4,1 persen.
Dikutip dari
Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 696,75 poin, atau 1,63 persen menjadi 41.938 pada penutupan perdagangan Jumat 10 Januari 2025, atau Sabtu pagi WIB.
Indeks S&P 500 turun 1,54 persen menjadi 5.827. Sementara Nasdaq Composite melemah 1,63 persen ke level 19.161.
Sebanyak sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan sektor real estate dan keuangan memimpin penurunan dan masing-masing turun 2,46 persen dan 2,45 persen. Sementara itu, sektor energi berbalik arah dengan naik 0,34 persen.
Penurunan ini membuat indeks utama mencatatkan kinerja negatif sepanjang tahun 2025.
Namun, imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun melonjak ke level tertinggi sejak akhir 2023.
"Berita ini baik untuk ekonomi tetapi tidak untuk pasar, setidaknya untuk saat ini," kata Scott Wren, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute.
Para pedagang sangat yakin bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan di akhir Januari mendatang.
Berdasarkan perdagangan di pasar futures dana Fed, mereka kini juga memprediksi bank sentral akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan Maret.
Saham-saham pertumbuhan, yang paling rentan jika kenaikan suku bunga, memimpin penurunan pada perdagangan sesi ini.
Produsen chip Nvidia melemah 3 persen. AMD dan Broadcom masing-masing turun 4,8 persen dan 2,2 persen.
BERITA TERKAIT: