Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Jerman dan China Melemah, Harga Minyak Turun ke Level Terendah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 18 Desember 2024, 09:36 WIB
Ekonomi Jerman dan China Melemah, Harga Minyak Turun ke Level Terendah
Ilustrasi/Ist
rmol news logo Berita ekonomi negatif dari Jerman dan China serta kehati-hatian investor menjelang keputusan suku bunga Federal Reserve AS telah menekan harga minyak hingga turun 1 persen ke level terendah dalam seminggu. 

Dikutip dari Reuters, harga minyak mentah Brent turun 72 sen atau 1,0 persen, ditutup pada 73,19 Dolar AS per barel pada perdagangan Selasa 17 Desember 2024 atau Rabu WIB.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 63 sen atau 0,9 persen, ditutup pada 70,08 Dolar AS per barel. 

Ini merupakan penutupan terendah untuk Brent sejak 10 Desember 2024, memangkas premi Brent atas WTI ke level terendah 12 minggu sebesar 3,54 Dolar AS per barel, berdasarkan kontrak Februari.

Analis berpendapat, premi Brent terhadap WTI di bawah 4 Dolar AS per barel membuat pengiriman minyak mentah AS tidak ekonomis, yang bisa menurunkan ekspor Amerika.

Di China, pertumbuhan produksi industri naik sedikit pada November, tetapi penjualan ritel mengecewakan. Ini memicu seruan untuk stimulus konsumen dari Beijing, sementara pembuat kebijakan bersiap menghadapi lebih banyak tarif perdagangan AS setelah Presiden terpilih Donald Trump menjabat kembali.

Di Jerman, moral bisnis memburuk lebih dari yang diharapkan pada bulan Desember, menurut survei oleh Institut Ifo. Hal ini dipengaruhi oleh penilaian pesimistis perusahaan terhadap beberapa bulan mendatang di tengah ketidakpastian geopolitik dan kemerosotan industri di ekonomi terbesar Eropa.

"Satu-satunya hal baik tentang indeks Ifo Jerman yang baru dirilis adalah bahwa itu merupakan indikator makro utama terakhir yang dirilis tahun ini," kata analis di ING dalam sebuah catatan.

"Saatnya untuk mengakhiri tahun yang akan tercatat sebagai tahun kedua berturut-turut stagnasi ekonomi," tambahnya. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA