“Pada tahun 2025, kami optimistis pertumbuhan kredit akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2024,” katanya.
Dalam menyambut optimisme itu, Novita mengurai bahwa program-program prioritas pemerintah akan menjadi fokus BNI. Seperti hilirisasi, ketahanan energi dan pangan, serta dukungan untuk program perbankan.
Peluang pertumbuhan bisnis turut tercermin dari proyeksi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB). Prediksi pertumbuhan ini sejalan dengan visi pemerintahan baru. Targetnya, di kisaran 10 hingga 12 persen hingga akhir tahun.
“Untuk pertumbuhan kredit ke depan, kami akan fokus pada segmen bisnis yang sehat, yaitu segmen korporasi dan konsumer. Kami juga memperkuat peran perusahaan anak dengan manajemen likuiditas yang baik,” tegasnya.
Tercatat pada September 2024, pertumbuhan kredit di BNI sebesar 9,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp735 triliun. Segmen korporasi menjadi pendorong utama kenaikan, yakni sebesar 15,1 persen yoy menjadi Rp409,2 triliun.
Segmen konsumer secara keseluruhan mencatat pertumbuhan 14,6 persen yoy menjadi Rp137 triliun, dengan kredit personal (payroll) dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebagai pendorong utama.
BERITA TERKAIT: