Mata uang Garuda itu bergerak ke level Rp15.662 per Dolar AS, tumbuh tipis 15,5 poin atau plus 0,10 persen dibandingkan perdagangan sebelumnya.
Sementara itu mayoritas mata uang Asia lainnya terpantau bergerak bervariasi hari ini. Yen Jepang melemah 0,11 persen, Baht Thailand melesar 0,31 persen, Yuan China menguat 0,04 persen, dan Peso Filipina ikut menguat 0,17 persen.
Selanjutnya, Won Korea Selatan menguat 0,30 persen,
Dolar Singapura melemah 0,05 persen dan Dolar Hong Kong minus 0,01 persen pada pembukaan perdagangan pagi ini.
Di sisi lain, mayoritas mata uang utama negara maju kompak berada di zona merah. Euro Eropa tercatat melemah 0,03 persen, Franc Swiss lesu 0,02 persen, dan Dolar Kanada minus 0,09 persen.
Sedangkan, Dolar Australia menguat 0,03 persen, dan Poundsterling Inggris tumbuh 0,01 persen setelah rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi dari perkiraan.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi konsumen AS pada September 2024 meningkat 2,4 persen dari tahun lalu, setelah naik 2,5 persen pada Agustus dan 2,9 persen pada Juli.
Inflasi ini lebih tinggi dari perkiraan kenaikan bulanan 0,1 persen dan tingkat tahunan inflasi 2,3 persen yang diharapkan oleh para analis yang disurvei oleh Dow Jones.
BERITA TERKAIT: