Angka tersebut meningkat 4,8 miliar dolar AS (Rp73 triliun) dibanding posisi cadangan devisa pada Juli 2024 lalu sebesar 145,4 miliar Dolar AS.
Bank Indonesia (BI) dalam pernyataannya pada Jumat (6/9)mengatakan kenaikan tersebut antara lain dipicu oleh penerimaan pajak dan jasa, devias amigas, serta penarikan pinjaman luar negeri pemerintah.
BI memastikan bahwa cadangan devisa itu masih aman untuk membiayai lebih dari 6,7 bulan impor atau 6,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
“Posisi cadangan devisa juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," kata BI.
BI juga menilai cadangan devisa masih mampu untuk mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: