Hal itu diungkapkan oleh Sri Moertiningsih Adioetomo, Peneliti Senior LD FEB UI dan Guru Besar FEB UI, merujuk data dari Badan Pusat Statistik.
Sebagian besar lansia menghadapi persoalan seperti kehidupan yang berada di bawah garis kemiskinan dan jauh dari tingkat kesejahteraan yang layak.
Ia memaparkan, Pemerintah Indonesia perlu menyempurnakan sistem perlindungan sosial untuk kesejahteraan seluruh warga negara, dan secara khusus adalah kelompok orang lanjut usia (lansia).
"Seiring bertambahnya usia, lansia akan mengalami penurunan kapasitas fungsional yang diperparah oleh penyakit tidak menular akibat gaya hidup tidak sehat sejak dini," katanya saat berbicara dalam Seminar Enam Dekade Lembaga Demografi FEB UI, Jumat petang (30/8).
Hal ini menimbulkan kebutuhan akan perawatan jangka panjang (LTC) yang dapat menjadi beban signifikan bagi keluarga dan pemerintah.
"Biaya LTC mencakup medical cost, non-medical cost, caregiving cost, dan social cost lainnya," katanya.
Sri Moertiningsih juga menjelaskan beberapa alternatif pembiayaan LTC, seperti sistem asuransi sosial, Universal Coverage Tax Funded System, dan Safety Net Tax-Funded System.
Menurutnya, kebijakan LTC di beberapa negara tidak selalu termasuk dalam cakupan jaminan kesehatan universal. Namun, negara-negara seperti Jepang dan Korea telah mengembangkan skema asuransi sosial khusus untuk kebutuhan ini.
"Contoh lain adalah Jerman, di mana klien LTC berkontribusi hingga 21,4 persen dari total biaya, sementara di Jepang kontribusinya mencapai 10 persen," paparnya.
Seminar Enam Dekade Lembaga Demografi FEB UI bertajuk "Generasi Silver Aktif dan Sejahtera pada Indonesia Emas 2045" diselenggarakan untuk memperingati enam dekade berdirinya Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI).
Seminar ini bertujuan untuk mengeksplorasi isu-isu terkini terkait generasi silver (lansia) dan berbagai tantangan yang dihadapi menuju Indonesia Emas 2045.
Generasi Silver tidak lagi hanya dipandang sebagai kelompok yang bergantung pada bantuan, tetapi juga sebagai kontributor penting dalam masyarakat, baik sebagai konsumen dengan daya beli tinggi maupun sebagai tenaga kerja dengan pengalaman berharga.
Namun, tantangan seperti rendahnya akumulasi kekayaan, diskriminasi usia, dan penurunan kesehatan tetap ada.
Lembaga Demografi merekomendasikan kelanjutan pembahasan RUU Kesejahteraan Lansia dan pembentukan unit khusus yang menangani isu-isu lansia secara komprehensif.
Selain Sri Moertiningsih yang membawakan tema “Menjadi Lansia: Antara Anugerah dan Tantangan Mempersiapkan Perawatan Jangka Panjang (Long Term Care)” hadir pula Ippei Tsuruga, Manajer Program Perlindungan Sosial untuk Indonesia di Organisasi Perburuhan Internasional yang membahas urgensi reformasi sistem pensiun di Indonesia.
Menurutnya, mengingat perubahan demografis yang cepat, seperti peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dan dominasi pekerja di sektor informal, ia merekomendasikan peningkatan kontribusi wajib pada skema pensiun untuk memperkuat jaring pengaman sosial bagi semua pekerja, baik di sektor formal maupun informal.
Ippei juga menekankan perlunya memperkenalkan skema pensiun sosial yang menyediakan manfaat tetap bagi seluruh warga negara, guna mengatasi kesenjangan dalam akses manfaat pensiun, terutama bagi mereka yang tidak mampu berkontribusi secara konsisten.
"Reformasi ini diharapkan dapat menciptakan sistem perlindungan sosial yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia," tutupnya.
BERITA TERKAIT: