Pada Sabtu (20/4), telah dilakukan pengangkatan pertama balok girder di area Jalan Pemuda, Rawamangun. Waskita Karya ditunjuk oleh PT. Jakarta Propertindo (Perseroda) untuk membangun LRT Jakarta Fase 1B dengan nilai proyek Rp 4,55 triliun, menggunakan dana APBD DKI Jakarta.
Proyek ini mencakup pembangunan sepanjang 6,4 kilometer dengan lima stasiun: Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa LRT Jakarta Fase 1B akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai.
"Nantinya, ketika kereta jarak jauh tiba di stasiun ini, penumpang dapat langsung melanjutkan perjalanan ke Kelapa Gading menggunakan LRT Jakarta," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal dalam keterangan resminya, Jumat (2/8).
Penumpang juga dapat memanfaatkan walk away dari Stasiun Manggarai menuju stasiun LRT.
Risal optimis bahwa proyek ini akan selesai dan dapat dioperasikan pada awal 2027.
"Harapan kami di kuartal ketiga 2026 sudah dapat dinikmati oleh publik," tambahnya.
Corporate Secretary Perseroan, Ermy Puspa Yunita, menegaskan komitmen Waskita Karya untuk menyelesaikan proyek ini tepat waktu dan sesuai mutu.
“Pembangunan LRT Jakarta rute Velodrome-Manggarai ini sebagai wujud Perseroan dalam mendukung kegiatan sosial dan perekonomian masyarakat Jakarta. Selain itu, diharapkan dapat memudahkan mobilitas masyarakat dan mendorong integrasi moda angkutan umum di Jakarta seperti Commuter Line , MRT Jakarta dan Trans Jakarta," kata Ermy.
LRT Jakarta nantinya akan dioperasikan dengan waktu jeda atau headway selama 10 menit. Perpanjangan rute ini diperkirakan akan meningkatkan potensi penumpang secara bertahap menjadi 80 ribu per hari.
Guna memaksimalkan okupansi LRT Jakarta, ke depan akan dikembangkan Fase 2A dengan lintas Kelapa Gading-JIS, 1C Manggarai-Dukuh Atas, 1D Dukuh Atas-Pesing. Ada pula rute 3A dan 3B yang akan melengkapi rute Kemayoran-JIS-Kelapa Gading-Velodrome-Klender-Halim.
Dalam pembangunan LRT Jakarta Fase 1B, tim proyek melakukan beberapa inovasi, seperti desain
long span (bentang panjang), metode pelaksanaan, AFC (
Automatic Fare Collection) sebagai
payment gateway, dan implementasi Building Information Modeling (BIM) hingga level 7D.
Inovasi long span dilakukan karena kondisi trase Proyek LRT Jakarta Fase 1B berada di area jalan raya dengan lalu lintas aktif dan padat di Kota Jakarta.
Pekerjaan di area halte Trans Jakarta menggunakan
steelbox girder bentang panjang sehingga halte tetap beroperasi tanpa perlu dibongkar.
AFC akan memungkinkan pembayaran digital seperti e-wallet dan QRIS, sementara BIM mendukung pelaksanaan proyek dengan koordinasi menggunakan
Electronic Document Management System (EDMS) dan
Common Data Environment (CDE) dalam platform
Autodesk Construction Cloud (ACC).
"Dengan sistem data berbasis cloud, seluruh proses kegiatan proyek dapat terekam dan tersimpan secara baik. Juga dapat diakses secara realtime kapanpun dan di manapun," tutup Ermy.
BERITA TERKAIT: