Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tesla Diskon Besar, Awas IHSG dan Rupiah!

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-5'>ADE MULYANA</a>
OLEH: ADE MULYANA
  • Kamis, 25 Juli 2024, 13:22 WIB
Tesla Diskon Besar, Awas IHSG dan Rupiah!
Ceo Tesla Inc., Elon Musk (Foto: REUTERS/Gonzalo Fuentes/ File Photo Acquire Licensing Rights)
rmol news logo "The winter is coming," demikian salah satu pidato terkenal Presiden Jokowi yang mengutip sebuah film. Namun kali ini situasi benar benar suram dan menantang terkesan seiring dengan "peringatan" dari film tersebut. Adalah sesi perdagangan pertengahan pekan di Wall Street, Rabu 24 Juli 2024, yang berakhir beberapa jam lalu, yang menjadi pengingatnya.

Seluruh Indeks Wall Street runtuh tak tertahankan dengan rentang yang sangat tajam. Aksi koreksi brutal dan tragis mendera sejumlah saham terkemuka secara mengejutkan. Indeks DJIA tersungkur 1,25 persen dengan menutup di 39.853,87, sementara indeks S&P500 ambruk 2,31 persen setelah terhenti di 5.427,13, dan indeks Nasdaq yang tercukur brutal 3,64 persen setelah menyisir posisi 17.342,41.

Runtuhnya seluruh indeks dalam rentang sangat tajam mencerminkan sikap pelaku pasar yang sedang dirundung kepanikan serius. Sentimen yang melatari kesuraman kali ini masih bersumber dari kinerja kuartalan pabrikan mobil listrik Tesla. Laporan lebih rinci sebelumnya menyebut, perusahaan besutan taipan terkaya Dunia itu, Elon Musk yang membukukan penurunan kinerja sangat signifikan. Diskon Besar Saham Tesla akhirnya menjadi motor utama penurunan Indeks Wall Street kali ini.

Laporan lebih rinci menunjukkan, sejumlah saham teknologi yang tertular oleh "penyakit diskon besar" Saham Tesla. Diskon brutal Saham Tesla sendiri mencapai 12,3 persen. Obral besar saham teknologi lain yang masuk dalam indeks Nasdaq akhirnya tak terhindarkan. Diantaranya yang paling mencolok: Saham Trade Desk Inc yang merosot curam 11,5 persen, Super Micro Computer terbabat 9,1 persen, Arm Holding runtuh 8,2 persen, serta Constellation Energy yang ambruk 7,8 persen.

Serangkaian laporan yang beredar di kalangan pelaku pasar menyebutkan, sentimen yang tidak terlalu mengkhawatirkan, terlebih dalam rilis data indeks Purchasing manager index composite (PMI) flash di Amerika Serikat yang mencapai 55,0 untuk bulan Juli Ini. Kisaran tersebut bahkan terbilang naik dibanding bulan sebelumnya yang sebesar 54,8. Untuk dicatat, kisaran angka di atas 50 merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan.

Namun sentimen dari rilis data tersebut tenggelam oleh kepanikan investor akibat kinerja buruk Tesla. Laporan terkini dari perdagangan Wall Street di sesi after hours memperlihatkan, gerak Indeks yang mencoba rebound namun dalam rentang yang relatif moderat.

Kemuraman yang mengurung Wall Street ini, dengan sendirinya akan menjadi bekal buruk bagi sesi perdagangan di Asia pagi Ini, Kamis 15 Juli 2024. Pantauan terkini di Bursa Saham Utama Asia menunjukkan, gerak Indeks yang mulai tertebas. Hingga ulasan Ini disunting, Indeks Nikkei (Jepang) terpuruk hancur dengan turun 2,56 persen di 38.134,43, sementara indeks ASX 200 (Australia) terpangkas 0,99 persen di 7.884,5, dan indeks KOSPI (Korea Selatan) merosot 1,34 persen di 2.721,79.

Sesi perdagangan saham di Bursa Saham Indonesia pagi Ini, Kamis 25 Juli 2024, tentu akan terimbas kesuraman ini. Saham-saham teknologi akan menjadi incaran utama untuk mengalami koreksi besar. Namun saham-saham unggulan yang menjadi langganan masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan juga sulit terhindar dari tekanan jual panik. Kabar hiburannya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang telah mengalami koreksi signifikan di sesi perdagangan kemarin sebesar 0,7 persen, mungkin bisa sedikit membatasi koreksi tajam di hari ini. Ekspektasi positif lain akan datang dari rilis data GDP preliminary dan tunjangan pengangguran di AS malam nanti waktu Indonesia Barat, yang semoga bisa membantu meredakan kepanikan.

Situasi panik juga menjalar di pasar uang global, di mana seluruh mata uang utama Dunia kompak terjun bebas. Terlebih pada mata uang Dolar Australia dan Dolar Kanada yang kembali melanjutkan pelemahan seiring dengan telah terbentuk nya tren pelemahan yang solid. Hingga sesi perdagangan pagi Ini di Asia, dua mata uang tersebut masih terus bergulat di titik terlemahnya dalam lebih dari 3 bulan. Menguatnya nilai tukar Dolar AS kali ini lebih dilatari rilis indeks PMI flash, yang mendapatkan konfirmasi dari kepanikan di Bursa Wall Street.

Kabar ini sekaligus menjadi ancaman bagi Rupiah dalam menjalani sesi hari ini, setelah pada sesi perdagangan kemarin terjebak di zona pelemahan sempit. Rupiah diperkirakan masih punya peluang untuk berbalik menguat secara teknikal, namun sentimen suram yang mengiringi terlihat sulit untuk merealisasikan potensi teknikal tersebut.

Diskon dan obral besar Saham Tesla yang telah menjalar massif di saham-saham teknologi, nampaknya seiring dengan "slogan terkenal" yang sempat dikutip dalam pidato presiden Jokowi: "The Winter is Coming," dan kini harus membuat awas bagi IHSG dan Rupiah.[]

ARTIKEL LAINNYA