Sinyal penurunan suku bunga itu dilontarkan Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam konferensi pers pada Rabu (17/7).
"Kami masih melihat ruang untuk arah suku bunga BI rate akan turun, kemungkinan masih sama ya, yaitu pada triwulan empat," kata Perry, di Kantor Pusat BI, Jakarta, dikutip Kamis (18/7).
Dalam laporannya Perry mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh mencapai 5,11 persen pada kuartal pertama tahun ini. Angka ini disebut lebih baik dibanding negara-negara lain.
Selain itu, inflasi RI juga tercatat mencapai 2,51 persen pada Juni 2024, turun dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,84 persen.
Sementar pada akhir tahun 2024 BI sendiri memprediksi inflasi RI akan bergerak di 2,9 persen. Angka ini jauh lebih tinggi dibanding realisasi inflasi pada 2023 lalu yang hanya 2,6 persen secara tahunan (yoy).
Meski demikian, Perry menekankan bahwa angka inflasi tersebut masih berada di kisaran target BI sebesar 1,5 persen - 3,5 persen, atau 2,5 persen plus minus 1 persen.
"Inflasi kami perkirakan akhir tahun, masih rendah 2,9 persen," kata Perry.
Dengan inflasi yang rendah, BI membuka peluang menurunkan suku bunga acuan pada tahun ini, guna mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4,7-5,5 persen di 2024, dan 4,8-5,6 persen di tahun depan.
Sebagai informasi BI kembali menahan suku bunga acuan di level 6,25 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung pada 16-17 Juli 2024. Dengan keputusan tersebut, maka suku bunga deposit facility dan lending facility juga masih ditahan yang masing-masing sebesar 5,5 persen dan 7 persen.
BERITA TERKAIT: