Sentimen pernyataan Jerome Powell dari The Fed yang sangat ditunggu investor akhirnya terwujud. Pernyataan Powell di hadapan Senat AS pada Selasa malam, waktu Indonesia Barat, akhirnya jauh dari harapan pelaku pasar.
Powell terlihat hanya menyampaikan gambaran umum terkait kebijakan suku bunga. Lebih rinci, Powell menyebutkan bahwa terlalu lama membiarkan suku bunga terlalu tinggi dalam waktu lama akan membahayakan pertumbuhan ekonomi.
Untuk dicatat, pernyataan tersebut sekaligus menggaris bawahi kebijakan suku bunga The Fed di kisaran 5,25-5,5 persen yang telah hampir setahun berlaku. Besaran suku bunga tersebut juga merupakan rekor tertingginya dalam 23 tahun sejarah perekonomian AS.
Pernyataan Powell secara keseluruhan masih belum memberikan rincian kapan suku bunga diturunkan, sebagaimana diharapkan pelaku pasar. Oleh karenanya, pernyataan Powell membuat pelaku pasar kembali terjebak dalam keraguan. Dan hasil dari keraguan tersebut adalah gerak Indeks yang kembali terjebak dalam rentang terbatas. Pelaku pasar seakan dighosting oleh Powell dalam sesi perdagangan kali Ini.
Pantauan menunjukkan, gerak indeks Wall Street yang bervariasi hingga sesi perdagangan Selasa 9 Juli 2024 ditutup Rabu pagi dinihari waktu Indonesia Barat. Indeks DJIA terkoreksi tipis 0,07 persen di 39.291,97, sementara indeks S&P 500 naik sangat tipis, 0,13 persen untuk berakhir di 5.576,98, dan indeks Nasdaq menguat 0,14 persen untuk singgah di 18.429,29. Laporan lebih jauh menunjukkan, gerak Indeks yang Masih terbatas di sesi perdagangan after hours.
Dengan latar sentimen dari AS yang belum memberikan kepastian arah pergerakan Indeks Ini, sesi perdagangan di Bursa Saham Asia pagi Ini, Rabu 10 Juli 2024 diyakini akan turut terseret dalam keraguan, namun cenderung ke arah koreksi. Hal Ini disebabkan potensi teknikal, di mana pada sesi perdagangan kemarin Indeks di Asia telah melonjak cukup tajam.
Hingga ulasan ini disunting, gerak Indeks Nikkei (Jepang) tercatat menurun 0,16 persen di 41.612,39, Indeks ASX 200 (Australia) terkikis 0,29 persen di 7.806,7 dan Indeks KOSPI (Korea Selatan) terkelupas 0,18 persen di 2.862,24.
Pada Bursa Saham Indonesia, gerak IHSG juga diperkirakan akan kembali terjebak dalam rentang moderat. Sesi perdagangan yang akan dibuka beberapa menit ke depan kini menyimpan potensi koreksi bagi IHSG sebagai konsekuensi teknikal. Sekedar catatan gerak IHSG di sesi perdagangan kemarin yang hanya membukukan penguatan terbatas setelah sempat melonjak signifikan. Situasi Ini diyakini menghantarkan potensi koreksi, bila pun terjadi, dalam rentang terbatas bagi IHSG.
Sikap ragu investor juga terpantau di pasar uang. Pantauan menyebutkan, nilai tukar Dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, seperti Euro dan Pound, yang sempat menguat namun dalam rentang yang sangat terbatas, usai pernyataan Powell. Dolar AS kemudian kembali melemah moderat hingga sesi perdagangan berakhir dini hari.
Prospek Rupiah di sesi perdagangan hari Ini, Rabu 10 Juli 2024, oleh karenanya diyakini akan kembali turut terjebak dalam rentang moderat, terlebih, kembali absennya sentimen domestik yang tersedia. Laporan sebelumnya menyebutkan, Rupiah yang sempat melemah pada sesi perdagangan kemarin, namun mampu berbalik menguat tipis hingga sesi perdagangan sore.
Pelaku pasar, kini kembali menantikan pernyataan Powell lebih lanjut di hadapan Kongres AS pada malam nanti, selain juga menunggu rilis data inflasi AS pada Kamis besok.[]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: