CEO dan Co-founder Pinhome, Dayu Dara Permata, mengatakan, berdasarkan laporan terbaru Pinhome, sebanyak 55 persen transaksi properti dilakukan oleh generasi milenial.
"Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang dan peningkatan permintaan sewa rumah di tengah kenaikan suku bunga,” jelas Dara, dikutip Rabu (12/6).
Saat ini, milenial lebih condong memilih rumah dengan harga menengah ke bawah (sekitar 200-600 juta rupiah)dengan tipe 36 sebagai yang paling diminati. Laporan Pinhome juga menunjukkan bahwa wilayah Bogor, Tangerang, dan Bekasi menjadi lokasi favorit bagi milenial untuk membeli rumah.
Laporan Pinhome juga mengungkapkan bahwa Pemilu 2024 dan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) adalah dua hal yang turut menjadi faktor utama yang membentuk lanskap pasar properti pada kuartal pertama.
Pemilu memicu sikap hati-hati di kalangan pembeli properti mewah, sementara minat terhadap rumah terjangkau tetap tinggi. Hal ini mencerminkan kebutuhan masyarakat akan hunian yang sesuai dengan kemampuan finansial mereka di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi.
Permintaan rumah mewah selama periode Pemilu melambat, dibandingkan dengan segmen rumah terjangkau, mengindikasikan sikap 'wait and see' dari pembeli rumah mewah.
Kemudian, minat terhadap wilayah penyangga IKN melonjak. Samarinda dan Balikpapan mengalami peningkatan minat yang signifikan, masing-masing lebih dari 20 kali lipat dan 4 kali lipat, menunjukkan potensi pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut seiring dengan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Insentif bebas PPN mendorong pembelian: Meskipun mendorong percepatan keputusan beli rumah hingga 25 persen, tenggat waktu kebijakan ini juga menjadi pertimbangan penting bagi pembeli.
Kenaikan suku bunga berdampak pada pasar sewa: Meningkatnya suku bunga pinjaman bank mendorong permintaan sewa rumah, terutama di kalangan milenial yang mencari alternatif hunian yang lebih terjangkau.
Pinhome memproyeksikan tren kenaikan suku bunga akan berlanjut, yang dapat menyebabkan penurunan permintaan KPR, namun permintaan KPR takeover dan sewa rumah diprediksi akan naik.
“Pinhome akan terus berinovasi untuk menyediakan solusi yang relevan dengan kebutuhan pasar yang terus berubah, termasuk bagi generasi milenial yang menjadi kekuatan utama dalam pasar properti saat ini," tambah Dara.
Menurutnya, laporan Pinhome tersebut memberikan gambaran komprehensif tentang dinamika
pasar properti Indonesia, menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan
di industri properti untuk memahami tren dan prospek pasar di masa
depan.
Didirikan pada tahun 2020, Pinhome hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang ingin memiliki rumah dengan visi memudahkan akses kepemilikan rumah, khususnya rumah pertama bagi seluruh lapisan masyarakat.
Data internal menunjukkan 4 dari 5 pengguna Pinhome adalah calon pembeli rumah pertama.
BERITA TERKAIT: