Hal tersebut dikatakan Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra, setelah Garuda resmi masuk ke PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney.
Menurut Irfan, nantinya proses tersebut mayoritas akan diwakili oleh pihak Garuda, sebagai pemilik Citilink.
"Citilink owned (dimiliki) 100 persen oleh Garuda. Jadi diskusi soal merger lebih banyak nanti diwakili oleh Garuda didampingi oleh Citilink," katanya dalam konferensi pers di Menara Garuda Indonesia, Tangerang, baru-baru ini, dikutip Kamis (23/5).
"Dengan pendekatan inklusi industri penerbangan ke dalam InJourney, pada dasarnya menyatakan secara implisit bahwa nanti Garuda, Citilink, dan Pelita will be owned by InJourney," lanjutnya.
Saat ini, proses integrasi itu kata Irfan masih dalam proses diskusi, di mana terdapat banyak hal yang tengah dipertimbangkan seperti aspek hukum, ekuitas Garuda yang masih negatif, jumlah pesawat, harga tiket, dan rencana Kementerian BUMN dan InJourney ke depannya terhadap industri penerbangan.
Selain itu, kepemilikan Pelita Air oleh PT Pertamina (Persero) Tbk dan bisnis maskapai tersebut yang bukan hanya penerbangan terjadwal juga masih didiskusikan oleh kedua belah pihak.
"Ini juga perlu jadi bahan diskusi karena inisiatif-inisiatif yang dilakukan mesti ada persetujuan Pertamina," jelasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sendiri sebelumnya sempat mengungkapkan bahwa setelah merger itu, maskapai Garuda akan tetap ada. Sementara Citilink dan Pelita Air akan digabung menjadi satu.
"Garudanya tetap sendiri, Citilink dan Pelita (dilebur), karena Garudanya kan sudah bagus. Citilink dan Pelitanya kita lebur,"kata Erick beberapa waktu lalu.
BERITA TERKAIT: