Hal tersebut diungkapkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) RI, dengan mengungkapkan bahwa realisasi tersebut juga lebih rendah 37,7 persen dari kuota Persetujuan Impor (PI) yang sudah diterbitkan Kemendag.
Menanggapi rendahnya pasokan itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kemendag Bambang Wisnubroto mengatakan pihaknya sudah mengundang 43 importir sebelum Lebaran kemarin.
"Kami nanti akan sinergi dengan Badan Pangan untuk kembali mendorong importir untuk segera mendistribusikan bawang putih dan bagi importir yang sudah mendapat PI untuk segera merealisasikan," katanya dalam rapat koordinasi pengendalian inflasi, Senin (22/4).
Menurut Bambang, rendahnya realisasi impor bawang putih ini tidak terlepas dari turunnya produksi di negara produsen dan eksportir utama bawang putih, termasuk China. Berkurangnya pasokan secara global membuat persaingan pasar semakin ketat sehingga harga melonjak.
Adapun bawang putih China terpantau naik 0,69 persen dibanding bulan lalu menjadi 1,62 dolar AS atau sekitar Rp25.882 per kg, di mana harga bawang putih impor semakin mahal terjadi akibat pelemahan rupiah.
"Melemahnya rupiah terhadap dolar AS berdampak terhadap kenaikan harga dari negara produsen asal karena transaksi menggunakan mata uang dolar AS," katanya, dikutip Rabu (24/4).
Berdasarkan Panel Harga Badan Pangan Nasional yang dilansir pada hari ini pukul 08.22 WIB, harga bawang putih di tingkat konsumen dibanderol Rp43.290 per kilogram.
BERITA TERKAIT: