Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Takeda Gandeng Alodokter Kolaborasi Cegah Penyebaran DBD

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 28 Maret 2024, 16:42 WIB
Takeda Gandeng Alodokter Kolaborasi Cegah Penyebaran DBD
Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari dan Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht/Ist
rmol news logo Kolaborasi dijalin PT Takeda Innovative Medicines dan Alodokter sebagai bentuk komitmen serta partisipasi aktif dalam memerangi penyakit endemik demam berdarah dengue atau DBD di Indonesia.

Kolaborasi tersebut direfleksikan ke dalam serangkaian kegiatan dan inisiatif, baik yang ditujukan kepada tenaga kesehatan, masyarakat umum, maupun karyawan, untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran virus dengue.

Kerjasama itu dijalin mengingat data Kementerian Kesehatan di tahun 2024 sampai dengan minggu ke-11, sudah tercatat 35.556 kasus DBD dengan kematian 290 kasus.

Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht, menyampaikan apresiasi terhadap komitmen yang ditunjukkan oleh Alodokter untuk bersama-sama mengedukasi tentang bahaya dan pencegahan DBD.

Dia menyampaikan, DBD adalah penyakit yang mengancam jiwa dan sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk DBD menjadikan tindak pencegahan sebagai kunci.

"Oleh karena itu, kami menyambut baik kemitraan dengan Alodokter sebagai sumber informasi kesehatan terpercaya, untuk bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengetahuan tenaga kesehatan tentang DBD, pencegahannya, serta penanganannya," ujar Andreas dalam keterangan tertulis, Kamis (28/3).

Selain dengan Alodokter, kata Andreas, Takeda juga membangun kemitraan dengan Kementerian Kesehatan melalui kampanye bersama #Ayo3MplusVaksinDBD, yang mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menerapkan 3M Plus secara konsisten guna membatasi populasi nyamuk.

Sementara itu, Presiden Direktur Alodokter Suci Arumsari, mengatakan bahwa Alodokter menanggapi serius permasalahan DBD.

Saat ini, katanya, Indonesia masih menghadapi tantangan serius dalam penanganan kasus DBD. Meskipun upaya pencegahan dan pengendalian telah dilakukan, namun jumlah kasus DBD tetap menjadi perhatian utama dalam ranah kesehatan di Indonesia.

"Faktor-faktor seperti cuaca yang ekstrem, urbanisasi yang cepat, dan kurangnya kesadaran akan pentingnya pemberantasan sarang nyamuk menjadi beberapa faktor yang turut berkontribusi terhadap tingginya angka kasus DBD," tuturnya.

"Alodokter percaya diperlukan kerja sama lintas sektor serta kesadaran masyarakat yang lebih tinggi untuk mengatasi masalah ini secara efektif," pungkasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA