Dalam pernyataannya yang dikutip Jumat (15/3), Jokowi berharap agar kehadiran pabrik Pagar Merbau, pertama yang memproduksi minyak makan merah itu bisa memberikan nilai tambah yang signifikan terhadap petani sawit.
“Kita bangun pabrik minyak makan merah, ini yang pertama kali dan ini kita harapkan dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi para petani sawit, utamanya yang sudah dalam bentuk koperasi. Jadi, harga tandan buah segar (TBS) tidak naik dan turun karena di sini semuanya diolah menjadi barang jadi yaitu minyak makan merah,” katanya dalam sambutan peresmian pabrik, Kamis (14/3).
Menurut Jokowi, pabrik ini merupakan bagian dari hilirisasi sawit, di mana Indonesia sendiri tercatat memiliki lahan kebun kelapa sawit seluas 15,3 juta hektare, dengan 40,5 persen di antaranya milik petani.
Untuk itu, pemerintah kata Jokowi terus berupaya untuk meningkatkan nilai tambah produksi dalam negeri.
Ia pun turut mendorong masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri, yang dianggap sebagai dukungan pemasaran dan konsumsi produk berkelanjutan, karena produk tersebut diklaim lebih sehat dan enak.
“(Beberapa koki) menyampaikan, minyak makan merah ini beda. Lebih enak dan dicek gizinya lebih baik,” sambungnya.
Adapun pabrik ini sendiri merupakan kolaborasi antara PTPN Group, Kementerian Koperasi dan UMKM, dan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Mohammad Abdul Ghani mengatakan bahwa pabrik tersebut akan mengolah bahan baku tandan buah segar (TBS) dari sekitar 1.000 hektare luas lahan kelapa sawit milik PTPN Group.
“Kapasitas olah pabrik ini adalah 10 ton CPO per hari dan targetnya, dalam satu hari menghasilkan 7 ton minyak makan merah,” ujarnya.
Pembangunan pabrik minyak makan merah ini rencananya juga akan diimplementasikan ke pabrik kelapa sawit di seluruh Indonesia.
BERITA TERKAIT: