Kepala Staf Perdana Menteri Thailand Prommin Lertsuridej mengatakan bahwa perekonomian Thailand telah menderita akibat lemahnya ekspor dan lambatnya pemulihan pandemi Covid-19.
"Angka-angka menunjukkan kami tidak dalam kondisi yang baik. Serangkaian tantangan mulai dari pemanfaatan kapasitas industri yang rendah hingga utang rumah tangga yang membengkak," ungkapnya, seperti dikutip dari
Reuters pada Minggu (10/3).
Prommin mengatakan, ada ruang untuk menurunkan tarif yang dipercaya mampu membantu rumah tangga yang kesulitan dengan memberikan lebih banyak uang.
Sayangnya, pemerintah disebut tidak akan campur tangan dalam pengambilan keputusan bank sentral.
Perekonomian Thailand secara tidak terduga mengalami kontraksi pada kuartal keempat tahun 2023, memaksa para pembuat kebijakan untuk menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun 2024.
Perdana Menteri Srettha Thavisin, yang baru menjabat sejak Agustus 2023 berusaha menghidupkan kembali perekonomian Thailand dengan sejumlah proyek ambisius.
Thavisin ingin menjadikan Thailand sebagai pusat regional untuk beberapa sektor termasuk kendaraan listrik (EV), penerbangan, keuangan, dan ekonomi digital.
Dirinya juga mendesak anggota parlemen untuk meningkatkan Thailand sebagai pusat pangan, kesehatan dan pariwisata.
BERITA TERKAIT: