Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani, dengan mengatakan bahwa Indonesia hanya berada di atas India dan Brazil.
Berdasarkan data World Economic Forum (WEF) pada 2022, emisi per kapita Indonesia sendiri tercatat sebesar 2,8 juta ton. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan Brazil yang menghasilkan emisi 2,2 juta ton dan India sebesar 2 juta ton.
Menurutnya, meskipun kalah dari India dan Brazil, Indonesia kata Sri, masih lebih baik dibandingkan negara G20 lainnya, seperti Kanada yang menjadi negara teratas penyumbang emisi terbesar yakni 18,7 juta ton Co2 per kapita, dan Australia sebanyak 17 juta ton Co2 per kapita.
"Jika dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia, kita masih termasuk yang terendah," kata Sri, dalam acara HUT PT IIF di Hotel St. Regis Jakarta, Senin (29/1).
Meski Indonesia tidak berada di posisi terendah, namun bukan berarti pencegahan perubahan iklim tidak dilakukan. Bendahara negara itu menilai berbagai proyek untuk mengurangi emisi di dalam negeri terus digencarkan.
Menurut Sri, jika tidak ada upaya yang dilakukan, Indonesia bisa saja naik ke posisi atas sebagai penyumbang emisi dunia lebih besar daripada saat ini.
"Indonesia akan terus melanjutkan perkembangan dan ada konsekuensi emisi Co2, tantangan ini perlu untuk terus diperhatikan dalam mendesain bagaimana kita ingin melanjutkan pembangunan ke depan," pungkasnya.
BERITA TERKAIT: