Pembangunan dan revitalisasi tersebut adalah bentuk respons cepat pemerintah yang menerima langsung keluhan masyarakat Lampung Selatan mengenai Pasar Natar yang terbakar pada 1 Desember 2022 lalu. Proses pembangunan Pasar Natar ini berlangsung pada 28 Desember 2023 hingga 23 September 2024.
“Beberapa kali saya dan Pak Jokowi datang ke Lampung untuk melihat fasilitas seperti Pasar Natar dan kondisi jalan. Pemerintah pusat mendengar langsung keluhan masyarakat mengenai kebakaran Pasar Natar. Kemudian dengan cepat merespons pembangunan kembali Pasar Natar karena pasar ini menjadi andalan pedagang dan masyarakat,” tutur Mendag Zulkifli Hasan, melalui keterangannya, Jumat (26/1).
Pembangunan kembali Pasar Natar tersebut dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) senilai Rp44 miliar. Pembangunan Pasar Natar mengacu pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang, dan Peraturan Menteri PUPR Nomor 22 Tahun 2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
Pasar Natar sendiri dibangun di atas lahan seluas 6.462 meter persegi dan akan dapat menampung 800 pedagang, 496 lapak, 286 kios, serta 18 ruko. Jumlah pedagang ini telah terdata sesuai nama dan alamat sebagai pedagang tetap dan tambahan. Pedagang Pasar Natar menjual komoditas barang kebutuhan pokok, sayur, buah-buahan, hingga fesyen.
Menurut Zulhas, sapaan akrab Zulkifli Hasan, pembangunan dan revitalisasi Pasar Natar bertujuan untuk menjadikan pasar tersebut sebagai ikon bisnis yang menggerakkan roda perekonomian Kabupaten Lampung Selatan. Pasar Natar dirancang dengan berpedoman pada Standar Nasional Indonesia (SNI) Pasar Rakyat, dengan fasilitas yang dapat bersaing dengan pasar modern. Pasar Natar juga akan memiliki berbagai fasilitas untuk menciptakan lingkungan yang nyaman dan menarik bagi pengunjung.
Mendag Zulhas berpesan agar para pedagang Pasar Natar yang telah memiliki lapak, unit, maupun ruko untuk dapat menempati Pasar Natar yang sudah jadi terlebih dahulu. Setelah itu, diikuti oleh pedagang yang baru.
"Saya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam pembangunan Pasar Natar. Pembangunan ini kolaborasi pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, dan para pedagang. Pesan saya, pedagang yang sudah ada terlebih dahulu akan didahulukan, kemudian pedagang baru,” kata Mendag Zulhas menekankan.
Pada seremoni peletakan batu pertama pembangunan dan revitalisasi Pasar Natar, Mendag Zulhas didampingi Plt Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Suhanto. Turut hadir, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi, Direktur Prasarana Strategis Rakyat Kementerian PUPR Essy Asiah, dan Direktur Sarana Perdagangan dan Logistik Sri Sugy Atmanto.
Dalam sambutannya, Gubernur Arinal Djunaidi mengapresiasi Kemendag dan Kementerian PUPR atas bantuan dan kepercayaan dalam pembangunan Pasar Natar.
“Saya ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung dan berkontribusi dalam pembangunan dan revitalisasi Pasar Natar. Melalui revitalisasi pasar ini, kita berupaya menciptakan pasar tradisional yang lebih modern, nyaman, dan ramah pengunjung. Semoga pembangunan dan revitalisasi Pasar Natar membawa perubahan positif bagi kemajuan perdagangan di Kabupaten Lampung Selatan,” ucap Arinal.
Senada dengan Zulhas, Direktur Prasarana Strategis Kementerian PUPR Essy Asiah dalam sambutannya menjelaskan, proses pembangunan dan revitalisasi direspons dengan cepat setelah menerima keluhan masyarakat Lampung Selatan.
“Dalam waktu yang cukup singkat, Kementerian PUPR menyiapkan perencanaannya, kemudian melakukan lelang. Alhamdulillah, bisa kontrak di 28 Desember 2023 atau akhir masa anggaran. Kontrak pembangunan pasar Rp44,42 miliar dimenangkan PT Karya Bangun Mandiri Persada. Mudah-mudahan bisa selesai tepat waktu. Walaupun memiliki waktu yang singkat dalam pembangunan, Kementerian PUPR tetap mengedepankan tepat kualitas, tepat mutu, tepat biaya seefisien mungkin, tepat manfaat, dan tepat administrasi,” ungkap Essy.
Di lokasi peletakan batu pertama, Pemkab Lampung Selatan dan Pemprov Lampung secara simultan menginisiasi pasar murah bagi warga sekitar. Pasar murah tersebut menjual 900 paket beras ukuran 5 kilogram yang per kilonya dijual sesuai harga eceran tertinggi (HET) Rp10.900/kg.
Selain pasar murah, terdapat juga penyaluran beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 400 paket beras 5 kilogram. Penyaluran beras SPHP ditujukan sebagai upaya pengendalian inflasi untuk 15 kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung.
BERITA TERKAIT: