Mengutip
Reuters, Rabu (10/1), SNB diketahui menaikkan suku bunga kebijakannya selama dua kali pada 2023 ini menjadi 1,75 persen, sebagai upaya untuk memerangi inflasi.
Namun, kebijakan itu disebut malah menyebabkan bank sentral tidak dapat melakukan pembayaran kepada pemerintah pusat dan daerah di Swiss.
"Meskipun kinerjanya lebih baik dibandingkan rekor kerugian 133 miliar franc pada tahun 2022 lalu, SNB mengatakan pihaknya tidak akan melakukan pembayaran kepada pemerintah pusat atau daerah Swiss, atau membayar dividen kepada investor," tulis Reuters dalam laporannya.
Saat ini, SNB sendiri memperkirakan kerugian bersih pada tahun 2023 akan mencapai sekitar 53 miliar franc, dengan rincian pasti keuntungan dan kerugian SNB akan segera dipublikasikan pada 4 Maret mendatang.
Menanggapi kerugian besar itu, analis UBS Alessandro Bee, mengatakan bahwa hal tersebut tidak akan berpengaruh pada kebijakan moneter.
“Prioritas pertama SNB adalah kebijakan moneter dan neraca keuangannya murni untuk mendukung hal tersebut,” kata Bee.
Dengan berkurangnya inflasi Swiss dan tekanan pada produsen akibat penguatan franc Swiss baru-baru ini, Bee memperkirakan SNB akan memangkas suku bunga terlebih dahulu pada Juni, sebelum dua kali penurunan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin pada paruh kedua tahun 2024.
BERITA TERKAIT: