Prediksi itu disampaikan Sri Mulyani dalam konferensi pers kinerja APBN 2023 pada Selasa (2/1), dengan menyoroti kondisi perekonomian global yang masih akan menantang di 2024.
"Hanya 3 negara (selain Indonesia) di ASEAN dan di G20 yang bisa bertahan pertumbuhannya di atas 5 persen," kata Sri Mulyani seperti dikutip Kamis (4/1).
Ia memaparkan, empat negara itu di antaranya Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan 2024 sebesar 5,2 persen, disusul Vietnam 5,8 persen, Filipina 5,9 persen, dan tertinggi India dengan prediksi pertumbuhan sebesar 6,3 persen.
Sisanya, tambah Sri Mulyani, akan mengalami pertumbuhan di bawah 5 persen, seperti Malaysia yang hanya tumbuh 4,3 persen, China 4,2 persen, Arab Saudi 4 persen, Thailand 3,2 persen, Turkiye 3 persen, Argentina 2,8 persen, Korea Selatan 2,2%, Singapura 2,1 persen, dan Meksiko 2,1 oersen.
Selain itu, terdapat pula negara yang diprediksi hanya akan mengalami pertumbuhan di bawah 2 persen, di antaranya Afrika Selatan 1,8 persen, Brazil 1,5 persen, Amerika Serikat 1,5 persen, Prancis 1,3 persen, Australia 1,2 persen, Rusia 1,1 persen, Jepang 1 persen, Jerman 0,9 persen, Italia 0,7 persen, dan Inggris 0,6 persen.
Adapun kondisi itu disebut terjadi karena banyaknya faktor yang membuat perekonomian negara-negara di dunia terus tertekan pada 2024, seperti peningkatan tensi geopolitik hingga geo-economic fragmentation, hingga kondisi perubahan iklim.
"Alhamdulillah dengan risiko yang terjadi kita masih mampu jaga stabilitas ekonomi dan APBN kita. Jadi bukan resikonya nggak terjadi, komoditas jatuh, geopolitik makin ruwet tapi kita bisa menjaga ekonomi dan APBN," ujar Sri Mulyani.
BERITA TERKAIT: