Kedua belah pihak mengatakan rencananya, pabrik senilai 25 miliar dolar AS akan dibangun di Israel selatan. Ini merupakan investasi terbesar oleh sebuah perusahaan di Israel.
Berita yang muncul di tengah perang antara Israel dan Hamas ini menunjukkan bentuk dukungan besar dari perusahaan besar AS serta tawaran murah hati dari pemerintah Israel pada saat Washington meningkatkan tekanan agar mengambil langkah lebih lanjut guna meminimalkan kerugian sipil di Gaza.
"Rencana perluasan pabrik chip di Kiryat Gat, yang terletak 42 km dari Gaza yang dikuasai Hamas, merupakan bagian penting dari upaya Intel untuk mendorong rantai pasokan global yang lebih tangguh, bersamaan dengan investasi manufaktur perusahaan yang sedang berlangsung dan terencana di Eropa dan Amerika Serikat," kata Intel dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari
Reuters, Kamis (28/12)
Di bawah CEO Pat Gelsinger, Intel telah menginvestasikan miliaran dolar dalam membangun pabrik di tiga benua untuk mengembalikan dominasinya dalam pembuatan chip dan bersaing lebih baik dengan pesaingnya AMD, Nvidia dan Samsung.
Pabrik baru di Israel ini merupakan investasi terbaru pembuat chip AS tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
“Dukungan dari pemerintah Israel akan memastikan bahwa Israel tetap menjadi pusat teknologi dan bakat semikonduktor global,” kata Daniel Benatar, wakil presiden Intel.
Ofir Yosefi, wakil direktur jenderal Otoritas Investasi Israel, mengatakan Intel memilih tingkat hibah dan pajak yang lebih tinggi daripada tawaran hibah yang lebih rendah dan tarif pajak yang lebih rendah.
Prosesnya sendiri memakan waktu berbulan-bulan karena hibah sebesar itu memerlukan peninjauan dan analisis independen agar layak secara ekonomi.
"Israel bertekad akan memperoleh manfaat fiskal dan ekonomi yang jauh lebih tinggi," ujar Yosefi.
Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich menyambut baik rencana pembangunan pabrik Intel. Menurutnya, ini adalah investasi yang mengandung nilai-nilai yang baik untuk kemajuan.
BERITA TERKAIT: