Nilai itu tumbuh 58 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yaitu Rp 19,1 triliun dan telah melampaui target perseroan sebesar Rp 27 triliun.
Dalam keterbukaan informasi yang dikutip pada Jumat (17/11), Farid Budiyanto Corporate Secretary ADHI memaparkan bahwa kontribusi per lini bisnis perolehan kontrak baru didominasi oleh lini Engineering & Construction sebesar 92 persen, Manufaktur sebesar 3 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya.
Beberapa kontrak baru tersebut adalah Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas di Tobelo dan Sumbawa, Pabrik PUSRI IIIB Palembang, Akses Jalan Jetty Kawasan Industri Terpadu Batang, dan Stadion Utama PON di Sumatera Utara.
Untuk sumber pembiayaannya 27 persen dari Pemerintah, 27 persen dari BUMN/BUMD, 13 persen dari Luar Negeri, serta Swasta & Lainnya 33 persen.
Sampai dengan akhir tahun ADHI masih akan menyasar potensi kontrak baru dengan tetap selektif sesuai kapasitas dan kemampuan yang dimiliki.
BERITA TERKAIT: