“Batam menawarkan peluang unik dengan posisinya yang strategis karena berdekatan dengan pusat keuangan global seperti Singapura dan negara tetangga lainnya. Selain itu, Batam, terutama di Kabil, memiliki kondisi geografis yang aman dari gempa, menjadikannya lokasi ideal untuk membangun fasilitas data center,” tutur Indrama dalam keterangan resminya.
Ia juga mengungkapkan pandangannya bahwa Batam memiliki potensi besar untuk menjadi pusat teknologi terkemuka.
Hal itu menjadi alasan mengapa PT Telkom Indonesia (Telkom) melalui anak usahanya PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC) berencana membangun hyperscale data center di Kabil Integrated Industrial Estate (KIIE) Batam.
Keputusan NeutraDC membangun data center di Batam, menurut Indrama, adalah untuk menjawab potensi besar yang ditawarkan oleh pasar ini.
“Kami sangat antusias mengumumkan keterlibatan NeutraDC dalam mengembangkan industri data center di Batam. Keputusan ini didasarkan pada analisis mendalam terhadap pasar dan potensinya yang mengagumkan di Batam. Kami percaya bahwa kolaborasi dengan para pemangku kepentingan lokal akan membawa manfaat positif bagi semua pihak yang terlibat,” jelasnya.
Pasar industri data center di Batam semakin menjanjikan dengan potensi pertumbuhan yang sangat menggembirakan. Menurut penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli industri, Batam menawarkan peluang yang luar biasa bagi perusahaan-perusahaan data center yang ingin memperluas operasi mereka di wilayah Asia Tenggara.
Batam, adalah wilayah yang strategis untuk dapat terhubung dari Asia Tenggara ke Indonesia melalui Singapura. Sementara data center adalah salah satu bagian dari fasilitas yang memainkan peran vital sebagai tulang punggung untuk berjalannya ekosistem digital.
Nantinya, Hyperscale Data Center (HDC) Batam akan dibangun di atas lahan seluas sekitar 5 Ha dengan total 3 campus berstandar global. Pada fase awal pembangunan, akan dimulai dengan IT load sekitar 5 MW pada tahun 2025 dan akan terus meningkat sesuai dengan kebutuhan.
BERITA TERKAIT: