Hal tersebut dikatakan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo, dengan mengatakan bahwa jumlah itu bisa digunakan untuk membangun Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Seperti disampaikan oleh Bapanas pemborosan ini bisa lebih dari Rp 500 triliun," kata Arief dalam acara Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kementerian Dalam Negeri, Senin (6/11).
Arief menjelaskan pemborosan pangan Indonesia 17 persen terjadi ketika makanan sudah sampai di meja makan. Sementara, sebanyak 14 persen terjadi pasca-panen, dengan jumlah makanan terbuang mencapai 23-48 juta ton setiap tahunnya, sehingga menimbulkan kerugian sebesar Rp 213-551 triliun.
Dikatakan Arief, jumlah tersebut diperkirakan bisa memberi makan untuk 61 juta-125 juta penduduk, bahkan bisa membangun IKN.
"Saya ingatkan lagi apabila ini bisa kita menghemat, kita bisa membiayai IKN," sambungnya.
Untuk itu dalam kesempatan tersebut, Bapanas mengingatkan agar masyarakat bisa menghemat makanan dengan bijak berbelanja, agar makanan tidak terbuang sia-sia.
BERITA TERKAIT: