Mengutip kantor statistik Turki pada Rabu (4/10), laju inflasi tahunan meningkat hingga mendekati 62 persen pada September 2023, naik tiga persen dari angka 59 persen di Agustus.
Ekonom Selva Bahar Baziki bahkan memperkirakan inflasi Turki bakal tembus 70 persen pada kuartal kedua tahun depan, sebelum kemudian melambat ke tingkat akhir tahun sekitar 40 persen pada tahun 2024.
"Kami melihat kenaikan harga yang lebih tinggi lagi sebagai skenario risiko yang mungkin terjadi, jika mata uang melemah. lebih lanjut atau akan terjadi kenaikan harga minyak yang berkelanjutan,” jelasnya, seperti dimuat
Al Arabiya. Bank sentral Turki mulai menaikkan suku bunga secara berturut-turut untuk mengekang permintaan domestik yang menjadi pendorong utama inflasi selama dua tahun terakhir.
Sejak tim ekonomi baru Turki dibentuk Juni lalu, bank sentral telah menaikkan suku bunga lebih dari tiga kali lipat menjadi 30 persen.
Kendati demikian, lonjakan harga minyak yang mendekati angka 100 dolar AS memaksa bank sentral kembali menaikkan suku bunganya ke tingkat yang lebih tinggi.
Meningkatnya biaya energi juga memberikan tekanan pada lira. Ahli strategi Bank of America Corp melihat mata uang Turki melemah menjadi 30 per dolar pada kuartal terakhir tahun 2023.
BERITA TERKAIT: