Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Panen Melimpah Bikin Harga Anjlok, Petani Tomat India Menjerit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 26 September 2023, 13:24 WIB
Panen Melimpah Bikin Harga Anjlok, Petani Tomat India Menjerit
Ilustrasi/Net
rmol news logo Anjloknya harga tomat dari sekitar 200 rupee perkilo ke level 3-5 rupee bulan lalu, membuat para petani di Negara Bagian Maharashtra terpaksa meninggalkan lahan atau bahkan menghancurkan hasil panen mereka.

Merosotnya harga bulan lalu terjadi setelah hasil panen yang melimpah.

“Harga dukungan minimum (MSP) untuk tomat dan bawang merah adalah satu-satunya cara untuk mencegah fluktuasi pasar seperti ini,” kata aktivis pertanian Sachin Holkar dari Nashik, seperti dikutip dari Times of India, Selasa (26/9).

Beberapa petani yang berhasil menjual hasil panen mereka, meskipun dengan harga murah, mengatakan bahwa mereka tidak dapat memperoleh kembali bahkan setengah dari modal mereka.

Seorang petani di India membutuhkan modal sekitar Rs 2 lakh (sekitar 37 juta rupiah) untuk menanam tomat di lahan seluas satu hektar.

Di Pune, harga di pasaran turun hingga 5 rupee per kilo. Di Nashik, rata-rata harga grosir tomat telah anjlok dalam enam minggu terakhir dari 2.000 rupee per peti (20 kg) menjadi 90 rupee di tiga toko grosir di Pimpalgaon, Nashik, dan Lasalgaon.

Kota lain yang mengalami penurunan adalah Kolhapur. Tomat di sana dijual dengan harga 2-3 rupee per kilo di pasar eceran dari yang awalnya sekitar 220 rupee sekitar sebulan yang lalu.

Para petani di tehsil Junnar dan Ambegaon di distrik Pune mulai meninggalkan perkebunan tomat ketika harga turun di pasar grosir selama beberapa minggu terakhir.

Sekitar 2 lakh peti tomat dilelang setiap hari di Pimpalgaon APMC, pasar grosir tomat terbesar di Maharashtra.

Menurut statistik yang diberikan departemen pertanian negara bagian, rata-rata areal tomat di distrik Nashik adalah sekitar 17.000 hektar, dengan produksi 6 lakh metrik ton.  

Namun, tahun ini perkebunan tomat meningkat dua kali lipat menjadi 35.000 hektar dengan perkiraan produksi sebesar 12,17 lakh metrik ton.

“Pada bulan Juli, ketika harga grosir melonjak hingga 3.200 rupee per peti di pasar Narayangaon di distrik Pune, banyak petani mulai menanam tomat untuk mengantisipasi rejeki nomplok. Perhitungan mereka menjadi kacau setelah hasil panen melimpah,” kata Sharad Gongade, sekretaris Pasar tomat Narayangaon.

Seorang petani dari desa Kothale di distrik Solapur, Vivek Pati, kecewa dengan harga tomat yang turun. Iabahkan menghancurkan seluruh tanaman tomat yang ditanamnya di lahan seluas satu setengah hektar karena ia yakin akan menghadapi kerugian yang lebih besar jika memanen hasilnya dan mengangkutnya ke pasar.

“Saya harus mengeluarkan 8.500 rupee untuk memanen dan mengangkut 100 peti (masing-masing 23 kg) ke pasar terdekat. Saya tidak akan menghasilkan lebih dari 4.000 rupee per peti," kata Pati.

"Saya telah menghabiskan hampir 1 lakh rupee untuk bibit, pupuk, tenaga kerja dan lain-lain,” ujarnya.

Di distrik Solapur, banyak petani membiarkan tomat membusuk di ladang atau menghancurkan tanamannya dengan traktor.

Sekelompok petani dari Junnar dan Ambegaon bertemu di Manchar minggu lalu untuk merencanakan protes di Mumbai, menuntut agar MSP ditetapkan untuk tomat sebagai benteng melawan fluktuasi harga. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA