Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tingkat Literasi Keuangan di Indonesia Belum 50 Persen, Bakal Ada Tiga Risiko

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 16 September 2023, 08:41 WIB
Tingkat Literasi Keuangan di Indonesia Belum 50 Persen, Bakal Ada Tiga Risiko
Acara Monthly Business Clinic (MOBIC)/Net
rmol news logo Sebagian masyarakat Indonesia masih belum memiliki pemahaman memadai mengenai literasi keuangan, baik karakteristik dan peraturan berbagai produk, serta layanan di sektor jasa keuangan.

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 mencatat indeks literasi keuangan Indonesia mencapai 49,68 persen, padahal indeks inklusi keuangan RI telah menyentuh level 85,10 persen. Kondisi tersebut menciptakan adanya gap antara literasi dan inklusi keuangan sebesar 35,42 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi, memaparkan pentingnya literasi keuangan di tengah perkembangan sektor keuangan yang semakin dinamis.

Dalam acara Monthly Business Clinic (MOBIC) bertajuk Literasi Keuangan, Optimalkan Pembiayaan Dengan Cerdas dan Bijak, Jumat (15/9), ia mengatakan Indonesia mempunyai tantangan yang besar.

Menurutnya, dengan total populasi penduduk yang mencapai lebih dari 270 juta orang yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, Indonesia masih memiliki indeks literasi di bawah 50 persen pada tahun 2022.

Ditambah dengan perkembangan era digital yang terjadi saat ini di mana pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 200 juta orang, namun tidak disertai dengan literasi digital yang baik, menurutnya.

"Rendahnya literasi keuangan membuat masyarakat rentan alami tiga risiko keuangan. Kerentanan tersebut ialah kurangnya pemahaman terhadap produk jasa keuangan, rentannya terjerat aktivitas keuangan ilegal, hingga rentan mengalami kendala dalam akses permodalan," papar Friderica.

Maraknya aktivitas keuangan ilegal adalah kerentanan yang patut menjadi perhatian.

"Dalam hal ini OJK sangat concern,” kata Friderica.

Dari sisi perlindungan konsumen, sejak awal Januari hingga 31 Agustus 2023, OJK telah menerima 198.828 permintaan layanan, termasuk 13.960 pengaduan.

Dari pengaduan tersebut, sebanyak 220 diantaranya merupakan pengaduan terkait investasi illegal.

“Pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan menjadi salah satu fondasi yang harus diperkuat, agar masyarakat dapat berperilaku bijak dan dapat mengambil keputusan finansial dengan tepat, terutama dalam lingkungan keuangan yang terus berubah,” kata Friderica yang akrab disapa Kiki.

Acara Monthly Business Clinic (MOBIC) ini diselenggarakan oleh PT Federal International Finance (FIFGROUP) sebagai anak perusahaan dari PT Astra International Tbk dengan menggandeng Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).

Acara ini diadakan di Menara FIF, Tb Simatupang, Jakarta Selatan dan juga dilakukan secara virtual melalui platform Zoom. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA