Pada 2018, UMKM berkontribusi sekitar 61 persen untuk Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. UMKM juga menyerap tenaga kerja hingga 97 persen.
Di tengah pandemi Covid-19, sektor UMKM ikut terpukul dengan keras, mengingat pola konsumsi dan investasi masyarakat yang berubah.
Dikatakan oleh Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan, Didik Madiyono, buruknya pertumbuhan ekonomi Indonesia juga dipengaruhi oleh perkembangan UMKM nasional.
"Survei yang dilakukan FEB UI dan Gojek pada 2020 menunjukkan, dari sisi supply, UMKM mengalami masalah produksi karena peningkatan harga bahan baku," paparnya dalam webinar Infobank bertajuk "Penyelamatan BPR: Ujung Tombak Pembiayaan UMKM Di Tengah Pandemi" pada Kamis (1/10).
"Dari sisi demand, UMKM mengalami masalah penjualan karena penurunan jumlah pelanggan," sambungnya.
Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Organisasi Buruh Internasional (ILO) menunjukkan, sebanyak 68 persen perusahaan mengalami gangguan usaha akibat Covid-19. Di mana 65 persen menghentikan sementara operasinya dan 3 persen menghentikan secara permanen.
"Perusahaan kecil dengan kurang 10 pekerja, tiga kali lebih besar mengalami kegagalan usaha dibandingkan perusahaan medium dan besar dengan pekerja lebih dari 51 orang," sambung Didik.
Selain itu, sebanyak 34 persen perusahaan yang disurvei mengalami penurunan pendapatan sebesar 25 persen. Sebanyak 18 persen mengalami penurunan pendapatan antara 25 hingga 50 persen, dan 18 persen mengalami pengurangan pendapatan lebih dari setengah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: