Salah satu kinerja yang dilaporkan adalah terkait aspek pembiayaan, dimana penyaluran kredit Bank Mandiri pada akhir Juni 2019 naik 9,52 persen secara
year on year (yoy) menjadi Rp 835,1 triliun.
Capaian itu berperan signifikan pada kemampuan bank membukukan laba bersih Rp 13,5 triliun atau tumbuh 11,1 persen secara yoy pada akhir Juni lalu.
“Seiring dengan penerapan strategi tumbuh secara sehat dan berkesinambungan dalam jangka panjang, kami pun berhasil mendorong saldo rata-rata baki debet kredit di Bank Mandiri untuk tumbuh 12,1 persen yoy selama triwulan II-2019," jelas Direktur Hubungan Kelembagaan Bank Mandiri Alexandra Askandar dalam jumpa pers usai RUPS LB di Menara Mandiri Jakarta, Senin (28/8).
Perseoran optimis strategi ini dapat mendukung pencapaian target kenaikan kredit 11-12 persen hingga akhir tahun 2019.
Alexandra menambahkan, perseroan juga tetap konsisten menjaga kualitas pembiayaan. Hasilnya, Bank Mandiri berhasil menekan rasio kredit bermasalah menjadi 2,59 persen, turun 54 bps dari catatan akhir Juni 2018. Angka tersebut merupakan terendah sejak triwulan III-2015.
"Kami juga menginformasikan kepada pemegang saham terkait masih positifnya pendanaan perseroan. Hal ini terlihat pada pengumpulan Dana Pihak Ketiga (bank only) secara rata-rata tumbuh 6,8 persen yoy, atau secara konsolidasi mencapai ending balance Rp 843,2 triliun pada triwulan II-2019," katanya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.