"Sekarang sudah tidak ada lagi pengusaha swasta dan pedagang yang menimbun bahan pokok. Dengan demikian, ketersediaan dan harga pangan tahun ini, kami harapkan bisa lebih stabil," kata Enggar di kantor Kemendag di Jakarta, kemarin.
Enggar memastikan stok beras milik Perum Bulog dalam konÂdisi aman. Stok cukup untuk meÂmenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi dalam waktu dekat akan ada panen raya untuk meningkatkan stok. Dengan begitu masyarakat tidak perlu khawatir.
Selain stok, lanjut Enggar, disÂtribusi bahan pangan saat ini bisa berjalan lebih baik. Hal itu seiring sudah tersambungnya akses jalan tol di beberapa daerah, khususnya di pulau Jawa. Tak hanya itu, kemudahan distribusi melalui tol laut juga terus ditingkatkan. "KaÂlau suplainya ada, distribusinya oke, penimbunan sudah tidak ada. Insyaallah, harga pangan akan stabil," terangnya.
Berdasarkan data Bulog pada akhir tahun, Stok akhir Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada akhir tahun 2018 tercatat seÂbanyak 2,1 juta ton. Kemudian, gula pasir sebanyak 477 ribu ton, jagung 53 ribu ton, daging kerbau 5,8 ribu ton dan minyak goreng 2,6 ribu kiloliter. Stok itu mencukupi kebutuhan untuk awal tahun 2019.
Selain soal pangan, Enggar menyampaikan mengenai upaya pihaknya meningkatkan kinerja ekspor pada tahun ini sebagai upaya menggatasi defisit neraca perdagangan.
Dia menjelaskan, pihaknya terus berupaya membuka akses pasar baru dengan melakukan perjanjian perdagangan dengan banyak negara.
Salah satunya, perjanjian perÂdagangan yang akan didorong Kemendag yakni perjanjian ASEAN plus. Yakni, Perjanjian perdagangan negara-negara di ASEAN dengan sejumlah negara lain di dunia. "Perjanjian ini akan berikan dampak pada tahun ini," ungkap Enggar.
Selain itu, pemerintah juga akan menggandeng pengusaha lokal untuk menyelenggarakan bisnis forum. Menurut Enggar, lewat kegiatan ini bisa meningkatkan trasnsaksi perdagangan secara langsung. Kemudian, Kemendag juga mendorong peningkatan nilai tambah terhadap barang yang diekspor.
Langkah lainnya, sebut EngÂgar, Kemendag akan fokus meÂnarik investasi untuk mendorong peningkatan produksi terhadap produk ekspor yang memiliki potensi bsar untuk ditingkatÂkan.
"Kementerian Perindustrian sedang mengembangkan manuÂfaktur yang berorientasi ekspor. Dari produk ada, dari market ada, kita ajak pengusaha ketemu dan lakukan itu," tegasnya. ***
BERITA TERKAIT: