Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, penurunan jika dibandingkan dengan Oktober 2018 terjadi pada sebagian besar negara tujuan utama yakni India sebesar USD 194,8 juta atau 14,65 persen, Tiongkok USD 153,9 juta (7,10 persen), Singapura USD 134,8 juta (16,75 persen), Amerika Serikat USD 77,3 juta (5,04 persen), Italia USD 59,4 juta (38,32 persen), dan Malaysia USD 47,2 juta (6,44 persen). Kemudian Belanda USD 33,2 juta (10,28 persen), Australia USD 32,0 juta (16,03 persen), Taiwan USD 23,1 juta (6,88 persen), dan Thailand USD 10,8 juta (2,22 persen).
Di tengah pertumbuhan ekonomi global yang tidak menentu, pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan nilai ekspor, khususnya ke China.
"Memang di perekonomian global kita mau menggenjot ekspor kepada negara-negara tujuan kita seperti di China. Dan pertumbuhan ekonomi agak turun, jadi ada upaya tapi juga ada rintangan," jelasnya di Gedung BPS, Jalan Sutomo, Jakarta, Senin (17/12).
Suhariyanto menuturkan, pemerintah melalui sudah berupaya terkait meningkatkan nilai ekspor seperti halnya melalui Kementerian Perdagangan yang menandatangi perjanjian kerja sama dengan empat negara Eropa yakni Swiss, Liechtenstein, Islandia, dan Norwegia dalam Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA). Meskipun begitu diperlukan waktu yang cukup lama.
"Ya memang perlu kita pikirkan tetapi misalnya pemerintah sudah perjanjian dengan beberapa negara Eropa sudah oke. Jadi, memang kita masih tetap butuh waktu untuk mengimplementasikan," jelasnya.
"Kalau kita lihat prediksi dari berbagai lembaga internasional pertumbuhan ekonomi global juga tidak akan begitu baik. Itu harus membuat kita lebih berhati-hati," tutur Suhariyanto.
Tiongkok, AS dan Jepang yang masing-masing mencapai USD 2.014,1 juta, USD 1.456,5 juta, dan USD 1.358,2 juta telah berperan menghasilkan nilai ekspor non migas Indonesia 35,87 persen.
Sementara negara yang mengalami peningkatan ekspor non migas adalah Jepang USD 78,1 juta (6,10 persen), Korea Selatan USD 33,3 juta (5,28 persen), dan Jerman USD 3,7 juta (1,58 persen).
"Secara keseluruhan, total ekspor ke tiga belas negara tujuan utama turun 6,37 persen. Kemudian ekspor ke Uni Eropa ada 28 negara pada November 2018 mencapai USD 1.371,1 juta turun 1,06 persen dibanding Oktober 2018," papar Suhariyanto.
[wah]
BERITA TERKAIT: