Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, semenjak ada Permendag 22, pengawasan impor baja sangat lemah. Akhirnya makin marak impor baja boron.
"Baja boron itu di-declare sebagai alloy steel untuk menghindari bea masuk 20 persen. Mereka (importir) meÂmalsukan HS number yang menjadi acuan saat pemerikÂsaan," ujarnya kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Silmy membenarkan, banyak perusahaan baja yang hampir gulung tikar. Terutama di sekÂtor hilir. Hal seperti ini akan merugikan industri lokal. Sebab ada istilah baja itu
mother of inÂdustry yang menentukan tingkat kandungan dalam negeri, dan berpengaruh pada daya saing industri nasional.
Tak tinggal diam. Silmy yang juga Ketua Umum Indonesia iron and steel industry assoÂciation (IISIA) melakukan safari protes ke pemerintah. Mulai dari Menteri Perdagangan EnggartiaÂsto Lukita, Menteri PerindusÂtrian Airlangga Hartarto, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas LemÂbong, Wakil Presiden Jusuf Kalla, hingga akhirnya ke PresiÂden Jokowi.
"Melakukan pendekatan ke pemerintah, memberi masukan bahwa Permendag 22 harus direvisi. Apa pun yang dilakukan internal kalau regulasinya nggak dukung, industri akan sulit. Pas ke Presiden responsnya cepat. Dapet info Jumat, Seninnya langsung ditindaklanjuti Menteri Perdagangan," tuturnya.
Silmy bangga, Permendag 22 akhirnya direvisi. Aturan pengÂgantinya bahkan sudah ditandaÂtangani Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sekitar semÂinggu yang lalu. Pihak Krakatau Steel pun sudah disosialisasikan pada Rabu (12/12).
Dirinya bahkan menjadi salah satu pihak yang diundang saat penggodokan aturan main impor besi dan baja. Sebelum bertatap muka dengan Enggar, Silmy akÂtif mengirim surat, dan memberi masukan secara tertulis.
"Permendag-nya sudah diÂcabut minggu lalu. Semoga industri baja kembali bergairah. Peraturan itu kan dalam konteks pengawasan dan mekanisme kerja. Saya berharap bagaimana aturan pengganti itu bisa efektif menghambat laju impor baja," cetusnya.
Usai mendapat kepastian PerÂmendag 22 direvisi, Silmy menÂegaskan, akan terus memastikan industri baja nasional tetap sehat. Krakatau Steel bukan hanya dalam konteks perseÂroan semata. Sebagai BUMN, Krakatau Steel harus punya nilai perjuangan untuk memperbaiki industri nasional.
Berkaca ke belakang, pertumÂbuhan impor baja hingga kuartal II-2018 naik 59 persen dibandÂingkan periode yang sama tahun lalu. Meski begitu, penjualan Krakatau Steel meningkat tajam pada kuartal I dan II-2018, dan baru terganggu saat fluktuasi dolar AS.
"Saya masuk pertengahan September. Saya ambil momenÂtum itu untuk memenuhi pasar, dan terbukti efektif mendongÂkrak penjualan. Kenaikannya relatif, sekitar 20 persen. Jadi jangan lihat pertumbuhan kita kalau impor naik langsung terÂpukul," katanya.
Silmy mengaku pede menaÂtap tahun depan. Selain karena Permendag 22 sudah direvisi, perseroan juga memiliki mesin anyar yang segera beroperasi. Pasalnya, sebagai industri hulu, Krakatau Steel harus mampu penuhi kebutuhan pasar.
"Saya yakin dengan tambahan mesin baru 1,5 juta, pertumbuÂhan akan 35 persen tahun depan. Harapannya revisi ini bisa efekÂtif agae industri baja bisa jadi tuan di rumah sendiri. Industri baja akan menjadi awal bagian dari sukses Indonesia mengemÂbalikan pertumbuhan di sektor industri," imbuhnya.
Sesditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi Darat, dan Elektornika (Ilmate) KemenÂperin Doddy Rahadi mengataÂkan, impor baja terus berkurang. Semua industri baja utilisasinya mulai naik dari Oktober.
"Kita perketat impor sesuai dengan arahan Presiden Jokowi yang ingin mengurangi defisit neraca perdagangan," ujarnya.
Dari informasi yang diterima
Rakyat Merdeka, proses reÂvisi Permendag 22 dalam tahap legalisasi dan pengundangan di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KemenÂkumham). ***
BERITA TERKAIT: