"Nilai ekspor produk elektronik ketimbang impor besaran impornya. Perbandingannya 10 persen lebih besar impor. Itu artinya permintaan pasar dalam negeri sangat besar. Karena itu kami mengajak investor asal Tiongkok untuk berinvestasi di sini," jelas Sekretaris Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag Marthin Simanungkalit kepada wartawan saat menghadiri pameran International Elektronic and Appliciences Expo (IAEA) di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Jumat (14/9).
Lebih lanjut, dia mengatakan, untuk ekspor produk elektronik tidak diatur tata niaganya. Berbeda dengan impor yang diatur. Selain itu, juga ada pengendalian impor produk yang ada subtitusinya di dalam negeri. Di mana, pemerintah sudah mengumumkan akan menaikkan pajak impor.
"Impor yang tidak prioritas kita kurangi supaya industri tidak terganggu. Sehingga diharapkan industri dalam negeri dapat bersaing dan memanfaatkan pasar domestik yang cukup besar," papar Marthin.
Sekitar 250 perusahaan elektronik dan aksesoris yang sebagian besar dari Tiongkok mengikuti pameran IAEA yang digelar pada 13-15 September. Komisaris Peraga Expo Purwono selaku penyelenggara pameran mengatakan bahwa pihaknya sudah membicarakan dengan investor-investor Negeri Tirai Bambu terkait peluang bisnis di Indonesia.
[wah]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: