Rini menyampaikan pernyataan itu saat meresmikan infrastruktur kelistrikan di Jayapura, Papua. Dalam acara, Rini memperkeÂnalkan nama-nama direksi peÂrusahaan BUMN yang hadir kepada hadirin.
Nah, saat memperkenalkan Plt (Pelaksana tugas) Dirut PerÂtamina Nieke Widyawati, Rini nyeletuk, Nieke tidak lama lagi akan menjadi Dirut tetap.
"Ini Ibu Nicke, pejabat PerÂtamina. InsyaAllah dalam waktu dekat menjadi Dirut Pertamina," ungkap Rini.
Seperti diketahui, kursi Dirut Pertamina sudah kosong empat bulan setelah Elia Massa Manik dicopot. Untuk mengisi jabatan tersebut, Rini sudah mengusulÂkan beberapa nama ke Presiden Jokowi. Selain nama Nieke, juga ada nama Direktur Hulu Pertamina Samsu Alam, mantan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya YukÂtyanta, dan Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi.
Deputi Bidang Usaha PerÂtambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno beÂlum mau mengamini celetuÂkan bosnya tersebut. Menurut Fajar, pihaknya masih harus menunggu keputusan Presiden Jokowi.
"Kan calonnya memang beliau (Nicke). Tapi siapa yang nantiÂnya akan terpilih, nanti tunggu Presiden saja ya," kata Fajar.
Fajar menambahkan, di dalam memilih Dirut Pertamina ada prosesnya. "Pokoknya kalau sudah, nanti kita umumkan," ujarnya singkat.
Sementara itu, Nicke bungÂkam ketika dicecar wartawan mengenai sinyal Rini. Nicke tidak mengeluarkan pernyataan sedikit pun. Dia hanya memÂberikan ekspresi wajah menunÂjukkan dirinya juga sedang bertanya-tanya.
Sebelum menjadi Plt, Nicke Widyawati menjabat sebagai Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) sekaligus merangkap Plt Direktur Logistik, Supply Chain dan Infrastruktur di PerÂtamina. Penunjukan Nicke seÂbagai Direktur SDM Pertamina November 2017.
Kemudian tugasnya merangÂkap sebagai Plt Direktur Logistik, Supply Chain dan InfrastrukÂtur Pertamina, tercatat pada 13 Februari 2018. Nicke pernah berkarier di PLN sebagai DirekÂtur Pengadaan Strategis 1.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan meÂnilai positif rencana penunjukan Nieke. Artinya, Pertamina segera memiliki dirut definitif.
"Sudah lebih dari 3 bulan Pertamina tanpa dirut. Banyak keputusan strategis yang tidak bisa diambil. Penunjukan dirut definitif itu langkah maju," ungkapnya.
Mamit menilai, Nicke sebeÂnarnya tidak mendalami dunia migas. Namun, jebolan Master Hukum Bisnis Universitas PadÂjajaran itu, kini sudah memiliki pengetahuan yang cukup. Sebab, sudah berkarier dan beradaptasi di Pertamina.
"Karena sudah mengenal dan melakukan penjajakan cukup di Pertamina, Nicke dapat diterima oleh jajaran pegawai Pertamina. Sehingga dia tidak perlu waktu lama untuk beradaptasi," kata Mamit.
Dari sisi kinerja, lanjut Mamit, Pertamina di bawah kepemimpinan Nicke cukup baik. TerÂmasuk dalam menjalankan penuÂgasan dari pemerintah.
Mamit berpesan kepada Nicke agar hati-hati memimpin Pertamina. Apalagi ditunjuk pada tahun politik. "Nicke harus bisa mencegah Pertamina menjadi sasaran permainan elite. Jangan sampai praktik-praktik mafia migas muncul," ingat Mamit.
Gardu Pertama di Papua Ada tiga infrastruktur kelisÂtrikan yang diresmikan Menteri Rini. Yakni, Gardu Induk (GI) 150 kV Jayapura, GI150 kV Holtekamp, dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Holtekamp-Jayapura milik PT PLN (Persero).
Rini mengungkapkan, ketiga infrastruktur tersebut akan memÂperkuat pasokan listrik di Papua. "Semakin banyak warga yang bisa menikmati listrik. Hal ini tentu sangat positif karena pada akhirnya bisa mendorong kesejahteraan masyarakat," ungkap Rini.
Rini menuturkan, infrastruktur kelistrikan tersebut akan meningkatkan rasio elektrifikasi Papua dan nasional. MenurutÂnya, saat ini rasio elektrifikasi Provinsi Papua dan Papua Barat tercatat di level 53,2 persen.
Tak hanya untuk melistriki warga, Rini berharap, semakin handalnya listrik di Jayapura bisa menumbuhkan pusat-pusat ekonomi baru dan memudahkan investor yang ingin berinvestasi di Papua.
Direktur Bisnis Regional Maluku-Papua, Ahmad Rofiq PLN mengatakan, pengoperaÂsian dua gardu induk bisa menÂgoptimalkan pengoperasian pembangkit listrik tenaga gas (PLTMG) Jayapura. "SebelumÂnya, PLTG Jayapura hanya dapat memproduksi listrik sebesar 30 megawatt (MW) kini bisa 50 MW," imbuhnya. ***
BERITA TERKAIT: