Kepala BPS Kecuk SuhariÂyanto mengungkapkan, pertumÂbuhan ekonomi kuartal II-2018 menanjak salah satunya dipicu momen Ramadan dan Lebaran.
"Kenaikan konsumsi rumah tangga menjadi kontributor terbesar pada pertumbuhan kuarÂtal II-2018," ungkap Kecuk di Jakarta, kemarin.
Kecuk menuturkan, seluruh komponen memberikan konÂtributor pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018. Dia merinci, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,14 persen, lebih baik dibandingkan periode sama tahun lalu 4,95 persen.
Investasi tercatat tumbuh, 5,87 persen, lebih tinggi dibandingÂkan periode sama tahun lalu 5,35 persen. kspor tercatat melonjak 7,7 persen, lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan periode sama tahun lalu yaitu 3,36 persen. Dan, konsumsi pemerintah tumÂbuh 5,36 persen berbalik dari pertumbuhan negatif 1,93 persen pada periode sama tahun lalu.
"Realisasi itu dipengaruhi beÂlanja pegawai untuk pembayaran THR, belanja barang, dan belanja bantuan sosial," paparnya.
Kecuk menuturkan, sektor produksi juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018. Menurutnya, pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mengalami peningkatan.
Sekadar informasi, pertumÂbuhan ekonomi kuartal II-2018 masih di bawah target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja negara (APBN) sebesar 5,4 persen. Namun demikian, capaian terseÂbut cukup bagus karena di luar perkiraan.
Menteri Keuangan (MenÂkeu) Sri Mulyani happy dengan capaian tersebut. "Ini di atas yang kami perkirakan. Mungkin Anda ingat, kalau nggak ingat, di DPRkami memprediksi pada kuartal IIpertumbuhan ekonomi 5,16 sampai 5,17. Jadi kalau sekarang 5,27, itu lebih tinggi," ujar Ani-panggilan akrab Sri Mulyani di Istana Presiden, Jakarta, kemarin.
Ani menilai, pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 tidak lepas dari pengaruh kebijakan yang diambil pemerintah. Antara lain, libur panjang, pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), dan stabilitas harga pangan.
"Apa yang kita lakukan berarti menimbulkan pengaruh yang cukup bagus untuk kuartal II," imbuhnya.
Ani menuturkan, dari catatan kinerja ekonomi kuartal II-2018, kinerja investasi di bawah harapan. Ani menduga, hal tersebut terjadi karena faktor adanya libur panjang. "Itu harus kita sikapi secara hati-hati, apakah kemarin karena libur panjang, karena dari manufaktur juga rendah, jadi mungkin ada koreÂlasinya," katanya.
Belum optimalnya kinerja investasi, lanjut Ani, menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk menggenjotnya. Selain itu, kinerja ekspor nilainya masih lebih rendah dari impor.
Lebih Baik Dari Brazil Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan juga happy dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018. Menurutnya, capaian tersebut menunjukkan perekoÂnomian Indonesia tetap terÂjaga meskipun ekonomi global tengah bergejolak.
"Jika melihat negara lain yang terdampak pelemahan ekonomi global, Indonesia lebih baik dari kondisi India dan Brazil," ungkap Luhut.
Selain pertumbuhan ekonomi, Luhut mengungkapkan, pelemahan mata uang dialami Indonesia juga tidak seburuk negara lain. Posisi Indonesia di tengah-tengah.
Ekonom
Institute for Development of Economics and FiÂnance (Indef) Bhima Yudhistira mengamini kenaikan konsumsi menjadi mesin pertumbuhan.
"Ada konsumsi musiman yaitu bulan Ramadan dan LebaÂran. THR dan libur panjang berÂperan besar dalam mendorong pertumbuhan," katanya.
Bhima bersyukur penyelenggaraan pilkada serentak tidak memberikan efek besar terhadap perekonomian. Menurutnya, hajat pesta demokrasi tersebut hanya mengganggu kinerja inÂvestasi.
"Kinerja investasi di bawah harapan karena para investor
wait and see," ujar Bhima. ***
BERITA TERKAIT: