Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerÂintah sudah menyiapkan berÂbagai regulasi yang mudahkan investasi. Salah satunya adalah menghadirkan sistem perizinan usaha satu pintu atau
Online Single Submission (OSS).
"Dengan sistem ini, lama waktu untuk mengurus perizinan bisa dipangkas menjadi 30 menit saja," ujarnya di acara Business Lunch yang digelar oleh Persatuan Wartawan IndoÂnesia (PWI) di Hotel Aryaduta, Jakarta, kemarin.
Diskusi yang mengangkat tema 'Waspada Ekonomi IndoÂnesia Di Tahun Politik' ini diÂhadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Ketua PWI Margiono, dan Kepala Eksekutif Pengawasan Industri Keuangan Non Bank merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi. Hadir juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani.
Selain itu, lanjut Darmin, koordinasi antar kementerian dan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah juga terus ditingkatkan. "Saat ini ekonomi dunia mulai menggeliat, pertumÂbuhan kita juga mulai membaik, jika kita tidak berbenah dan memberikan kemudahan berÂinvestasi, kita tidak akan dapat apa-apa karena investor kabur," tuturnya.
Pemerintahan juga menyÂiapkan berbagai insentif fiskal agar orang mau investasi di Indonesia. Insentif ini berupa
tax holiday dan
tax allowance. "Kami juga fokus kembangkan sumber daya manusia (SDM)," ujarnya.
Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Riswinandi mengatakan, kondisi ekonomi yang terjaga meski meÂmasuki tahun politik dan jelang Pilpres juga terlihat dari dunia jasa keuangan. "Kita pastikan kondisi jasa keuangan yang meliputi perbankan, non perbankan, pasar modal hingga sektor asuransi dan lembaga pembiayaan mengalami pertumbuhan positif," katanya.
Setiap 3 bulan, kata dia, OJK melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memastikan kondisi jasa keuanÂgan di Indonesia berjalan sebaÂgaimana mestinya. "Di semua sektor jasa keuangan mengaÂlami pertumbuhan. Permodalan bank nasional juga dalam posisi aman," ujarnya.
Selain itu, Riswinandi meÂmastikan, pasar modal Indonesia berada dalam kondisi yang stabil meski di tengah ketidakpastian ekonomi global. Berbagai keÂjadian di internasional terutama penyesuaian suku bunga
The Fed dan perang dagang memang besar pengaruhnya bagi pasar modal.
"Tapi kita pastikan pasar modÂal kita tetap stabil. Tentunya OJK tetap mencermati tekanan eksternal yang terjadi, serta penÂgaruhnya terhadap kinerja pasar keuangan domestik," tegasnya.
Tak Khawatir
Ketua Umum Kadin Rosan Roeslani mengatakan, pemilu dan pilpres merupakan siklus lima tahunan dan kondisinya normal bagi pengusaha. Karena itu, dia optimistis investor dan pengusaha tidak khawatir.
"Apalagi pilkada serentak beÂberapa waktu lalu juga berjalan baik. Kita yakin, demikian juga dengan pilpres," kata Rosan.
Dia melanjutkan, ekonomi global saja masih mengalami pertumbuhan positif walaupun naiknya tipis. Karenan itu, pengusaha optimis ekonomi IndoneÂsia masih akan tumbuh di atas 5 persen saat pilpres.
"Kita masih dipengaruhi konÂsumsi dalam negeri. Agar perÂtumbuhan ekonomi bisa naik signifikan, mulai dari sekarang kita harus genjot investasi," ujarnya.
Rosan melanjutkan, sudah banyak kebijakan pro investasi yang dikeluarkan pemerintah. Kalau ini berjalan baik, investasi naik. "Saat ini diperlukan harmonisaai kebijakan ini antara pemerintah pusat dan daerah. Ada kebijakan perizinan online juga jadi angin segar buat kita. Makanya kita optimis tahun deÂpan ekonomi kita tetap stabil," tutupnya. ***
BERITA TERKAIT: