Kebutuhan uang tunai di periode tersebut mencapai Rp 191,3 triliun, atau lebih tinggi dari target awal yang sebesar Rp 188,2 triliun. Angka ini meningkat sigÂnifikan bila dibandingkan dengan pola historisnya.
Direktur Eksekutif DeÂpartemen Komunikasi BI Agusman menyebut, tren pertumbuhan uang kartal dan preferensi perbankan terhadap uang pecahan besar, penambahan libur dan cuti bersama, kenaiÂkan Tunjangan Hari Raya (THR) bagi aparat sipil negara dan pensiunan, serta perluasan jumlah titik distribusi uang berupa kas titipan menjadi faktor pendorong peningkatan kebutuhan uang tunai.
"Bank Sentral mampu memenuhi lonjakan kebutuÂhan uang tunai masyarakat dan perbankan di seluruh wilayah NKRI," ucapnya dalam keterangan persnya.
Selain kebutuhan uang tunai, dari sisi non tuÂnai, volume harian tranÂsaksi
Real Time Gross Settlement (RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada periode Ramadan dan Idulfitri 2018 juga mengalami peningkatan signifikan.
Menurut Agusman, rata-rata volume harian transakÂsi RTGS dan SKNBI pada periode Ramadan dan IdÂulfitri 2018 tercatat 745.089 transaksi, atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yakni 692.593 transaksi.
Sementara, rata-rata nominal harian RTGS dan SKNBI juga naik dari Rp 554,7 triliun menjadi Rp 635,4 triliun. Dari total nominal transaksi non tuÂnai, 97 persennya merupaÂkan transaksi RTGS.
Agusman bilang, pihaknya akan terus memantau perkembangan kegiatan sistem pembayaran dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan kegiatan sistem pembayaran berjalan dengan aman, lancar dan efisien. ***
BERITA TERKAIT: