Kenaikan Repo Rate Bakal Kerek Rasio NPL Bank

Bunga Kredit Sebentar Lagi Meroket

Kamis, 28 Juni 2018, 08:14 WIB
Kenaikan Repo Rate Bakal Kerek Rasio NPL Bank
Foto/Net
rmol news logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meredam kekhawatiran rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) bakalan naik, lantaran suku bunga acuan kembali dikerek.

Bercermin dari data akhir Mei 2018, OJK mencatat NPL perbankan justru masih terjaga di level 2,6-2,7 persen. Bila dibandingkan dengan akhir April 2018, jumlah ini cenderung membaik dari posisi 2,79 persen.

Namun Ekonom dari Institute Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira punya pandangan lain. Menurutnya, kenaikan repo rate minggu ini bisa men­dorong peningkatan NPL. Se­bab, kenaikan bunga BI secara perlahan, akan ditransmisikan pada kenaikan bunga kredit perbankan.

"Maka, NPL juga dikhawatirkan naik di atas 2,9 persen dalam jangka panjang. Kebi­jakan itu mau tak mau memicu kenaikan bunga kredit dan berdampak jangka panjang ter­hadap NPL," imbuhnya kepada Rakyat Merdeka.

Bunga yang mahal, sambung Bhima, bakal membuat cost of borrowing pelaku usaha dan masyarakat turut terkerek naik. Efek kontraktifnya bakal dirasakan oleh sektor riil lan­taran masyarakat menahan belanjanya.

"Kalau terus tinggi, masyarakat mau pinjam KPR, kredit kendaraan, kartu kredit akan berpikir ulang karena bunga mahal," cetus Bhima.

Ia menyarankan, pemerin­tah dan Bank Sentral dapat menahan bunga kredit dengan berbagai bauran kebijakan makroprudensial. Lebih jauh bank diharapkan tak perlu baku hantam dalam memperebutkan dana murah.

Menyoal ini, Presiden Direk­tur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja membantah risiko kenaikan NPL. Katanya, kenaikan suku bunga tak secara langsung memberi dampak pada naiknya NPL.

"Kenaikan NPL lebih dipen­garuhi oleh industri yang terpu­ruk. Bukan karena meningkat­nya suku bunga terutama bunga kredit," terang Jahja kepada Rakyat Merdeka.

Ia mencontohkan di 2015 misalnya, tren suku bunga kredit terbilang tinggi namun NPL masih dapat terjaga. Han­ya saja, pada tahun yang sama industri pertambangan secara makro mengalami keterpuru­kan alias harga komoditas yang menurun.

Selain bisnis perusahaan pertambangan menurun, hal ini juga berdampak pada menurun­nya kualitas pada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan produk pertambangan.

"Kalaupun suku bunga secara industri naik 3-4 persen, NPL perbankan masih akan berada dalam kategori aman," ujar Jahja.

Senada, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Maryono mengatakan, kenaikan suku bunga acuan BI tidak akan langsung menaikkan NPL perbankan.

"BTN sudah melakukan miti­gasi risiko dan menjalankan sejumlah strategi bisnis guna menekan laju NPL, di tengah kondisi seperti sekarang. Mis­alnya dengan selektif dalam penyaluran kredit dengan pe­nilaian profil risiko yang diper­ketat," kata Maryono.

Meski tren suku bunga terus meningkat, Maryono mengaku tetap optimistis tren rasio NPL BTN bakal menurun. Sebagai catatan, hingga kuartal II 2018, rasio NPL berada di bawah level 2,6 persen.

Sebelumnya, Ketua Dewan Komisioner Wimboh Santoso bilang, ekonomi dalam negeri cukup positif karena ditopang kenaikan sejumlah harga ko­moditas. Kondisi itu berpotensi membuat perusahaan berbasis komoditas meraup untung lebih tinggi dari sebelumnya.

Karena itu ia yakin tren NPL akhir-akhir ini tercatat menurun.

"Justru trennya sudah menu­run sebanyak tiga kali, karena ekonomi kan mulai menggeliat. Harga batu bara sudah mulai meningkat," kata Wimboh.

Ia pun memastikan, belum akan mengubah target pertum­buhan kredit pada tahun ini sebesar 12 persen. Target terse­but jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu sebesar 8,1 persen.

Untuk itu OJK memiliki be­berapa pogram demi mengerek pertumbuhan kredit melalui Usaha Mikro, Kecil dan Me­nengah (UMKM). Penyaluran kredit, lanjut Wimboh, juga akan fokus di beberapa sek­tor yang berorientasi ekspor, seperti pariwisata, perikanan, perkebunan, dan pertamban­gan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA