"Nanti saat usia negara InÂdonesia 100 tahun pada tahun 2045 mendatang penduduk Indonesia diperkirakan akan meningkat menjadi 350 juta jiwa. Dengan jumlah penduduk yang sangat besar itu tentunya membutuhkan pasokan pangan yang besar," kata JK saat memÂbuka Jakarta Food Security Summit 4 (JFSS4) hari ini di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, kemarin.
Sementara itu, lanjut JK, saat ini kondisi pertanian mengÂhadapi sejumlah tantangan. Antara lain masalah kekuranÂgan lahan, permasalahan ketÂersediaan air dan perubahan iklim. Berbagai masalah terseÂbut telah membuat harga panÂgan meningkat. Dia menconÂtohkan harga impor beras pada tahun 2000 hanya 170 dolar AS per ton, sekarang menjadi 422 dolar per ton.
Dia menuturkan, Indonesia harus memperkuat ketahanan pangan. Karena, masalah panÂgan sangat penting.
"Kebutuhan pangan tidak bisa tergantikan. Kita boleh kekurangan baju, tapi kekuranÂgan pangan itu tidak bisa," cetus JK.
Menurut JK, untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan bisa dilakukan dengan meningÂkatkan pemanfaatan kemajuan teknologi.
Oleh karena itu, JK meminta pemerintah dan pengusaha meningkatkan koordinasi unÂtuk meningkatkan pengunaan teknologi. Sebab yang bisa melakukan riset dan penerapan teknologi pangan bukan petani, melainkan pemerintah dan pengusaha.
JK melihat, pemanfaatan teknologi di tanah Air belum optimal. Misalnya, pada pertaÂnian padi. Dengan penggunaan teknologi, sejumlah negara telah berhasil meningkatkan produksi. Dia yakin, jika makin banyak pertanian di Indonesia mengguÂnakan teknologi maka hasilnya akan meningkat signifikan.
JK menambahkan, untuk membantu meningkatkan kinÂerja pertanian, pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan daya beli para petani. Salah satuÂnya dengan pembangunan tol laut yang dapat menurunkan ongkos logistik di Tanah Air. ***
BERITA TERKAIT: