Direktur Bisnis Regional KaliÂmantan PLN, Machnizon Masri mengatakan, pengembangan energi baru terbarukan menjadi salah satu prioritas perseroan dalam menyelesaikan mega proyek nasional 35.000 MW (megawatt), terutama di regional Kalimantan untuk menggantikan pembangkit yang menggunakan bahan bakar minyak/diesel.
Saat ini, di Wilayah Kalimantan Barat (Kalbar), presentase pemÂbangkit yang masih menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya masih sebesar 44 persen.Karenanya, selain mengedepankan pemerataan kelistrikan untuk daerah-daerah yang belum mendapat akses energi listrik.
"Salah satu langkahnya dengan bekerja sama dengan InÂdependent Power Producer (IPP) pengembang EBT," ujarnya saat meninjau proyek pembangkit listrik tenaga biomassa (PLTBm) di Wajok Hulu, Mempawah, KaÂlimantan Barat (27/2).
Dengan beroperasinya pemÂbangkit listrik biomassa tersebut, biaya pokok penyediaan (BPP) energi listrik di Wilayah Kalbar akan turun. "Sudah beroperasi pada Selasa (27/2) dan memasok listrik sebesar 10 Mega-Watt atau sebesar 74 juta kilo watt hour (kWh) per tahun ke Sistem Khatulistiwa. Kami sangat mendukung para pengembang untuk membangun pembangkit listrik dengan green energy seperti ini," katanya.
Deputi bidang RestrukturiÂsasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN (Badan Usaha Milik Negara) sekaligus Komisaris PLN, Aloysius Kiik Ro menerangkan, arah pemerintah untuk mengembangkan energi baru terbarukan sebagai sumber energi dan meningÂkatkan porsinya dalam bauran energi nasional sudah benar.
General Manager PLTBm PT Rezeki Perkasa Sejahtera Lestari mengatakan, pihaknya telah menginvestasikan dana lebih dari Rp 21 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk membangun PLTBm ini. "Dari total kapasitas terpasang 1x15 megawatt, kami dan PLN sudah sepakat untuk menyalurkan sebesar 10 mega-watt terlebih dahulu sesuai power agreement yang sudah ditandaÂtangani pada 2016," bebernya.
Kinerja Positif PLN UIP JBB PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (UIP JBB) sepanjang semester II 2017 mencatatkan kinerja positif.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PT PLN(Persero), Haryanto WS mengungkapkan, total konstruksi yang telah diramÂpungkan oleh UIP JBB adalah 82 KMS jaringan transmisi dan 1552, 8 MVA untuk kapasitas trafo gardu induk. "Semuanya telah beroperasi dan menambah kehandalan sistem kelistrikan," tutur Haryanto, di Gardu InÂduk Cengkareng II, Batu Ceper, Tangerang, (28/02).
Dia juga menyebut listing pekerÂjaan PLN yang berhasil mengerÂjakan ekstensi trafo untuk kebuÂtuhan listrik di beberapa wilayah. Untuk wila yah GI (Gardu InÂduk) 150 Kv Cengkareng II tercatat dipasangi energize pada 12 Januari 2018, GIS 150 Kv Spinmill pada 28 Januari 2018 lalu Ekstensi Bay GI 150 kV Saketi 31 Desember 2018, Eksistensi Bay GI 150 kV Bayah pada 17 Februari 2018, GIS 150 kV Alam Sutera pada 20 Desember 2017 dan ekstensi Bay GI 150 kV Menes Baru pada 30 Desember 2017.
"Untuk GIS Alam Sutera dan Menes Baru di lokasi gardu induk tersebut dibangun untuk meningkatkan kapasitas dalam penjualan di wilayah Alam Sutera dan Menes," terangnya.
Menurutnya, Jakarta dan BanÂten merupakan wilayah dengan pertumbuhan perekonomian dan pembangunan yang pesat. Oleh karena itu kedua wilayah terseÂbut membutuhkan infrastruktur ketenagalistrikan yang besar. Dia berjanji untuk meningkatkan mutu serta kapasitas selain itu juga perlu menambah pembanguÂnan transmisi. "Untuk tahun ini dan kedepan kita berusaha agar lebih agresif lagi," katanya.
Haryanto WS juga mengaÂtakan kondisi kelistrikan di seluruh wilayah di Indonesia secara umum kini tidak ada yang mengalami defisit. "Mulai dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia, sudah tercukupi pasoÂkan daya listriknya, artinya pada Tahun 2018 ini tidak akan ada wilayah yang mengalami defisit listrik," katanya. ***
BERITA TERKAIT: