"Kami optimistis, kunci perÂtumbuhan tahun ini adalah koordinasi dalam mengelola kebijakan dan regulasi yang kondusif terlebih tahun ini merupakan tahun politik. Jika itu terjadi industri bisa tumbuh lebih tinggi lagi," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Menurut Adhi, ada beberapa faktor yang bisa mendorong pertumbuhan industri mamin tahun ini. Antara lain, terbitnya beberapa kebijakan deregulasi yang memabudahkan pasokan bahan baku. Misalnya, terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No 38 Tahun 2017 mengenai Rekomendasi Impor Produk HorÂtikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan No 91 Tahun 2017 tentang ketentuan Impor Produk Kehutanan.
Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 91, pelaku industri diberikan kemudahan untuk memperoleh impor bahan baku produksi dan kemasan. "Kami melihat Presiden Jokowi juga serius mewujudkan iklim usaha yang kondusif dengan diterbitkannya Peraturan PresiÂden (Perpres) No 91 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha," ujar Adhi.
Apalagi Presiden juga menerÂbitkan Instruksi Presiden (Inpres) No 7 Tahun 2017 mengenai PenÂgendalikan Kebijakan di LingÂkup Kementerian dan Lembaga. Kementerian diminta untuk berÂkordinasi dengan Kementerian Koordinator sebelum menerÂbitkan kebijakan strategis.
Faktor pendukung lainnya adalah tahun ini memasuki tahun politik. Jumlah uang yang beredar pun akan lebih banyak. KonsumÂsi mamin pun akan terdongkrak. "Pemerintah perlu memastikan Pilkad yang dilaksanakan pada 171 wisata berlangsung aman dan damai," ujarnya.
Kendati begitu, kata dia, masih ada beberapa kendala yang bisa mengancam target pertumbuÂhan industri mamin tahun ini. Misalnya mengenai kebijakan ketersedian bahan baku untuk industri mamin seperti garam, gula daging sapi dan susu terus menjadi polemik.
Dirjen Industri Agro KemenÂterian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, industri mamin merupakan industri yang strategis. Industri ini terus tumbuh setiap tahun dan terus berkembang.
Pada tahun lalu, hingga triwuÂlan III, industri mamin tumbuh 9,46 persen. Bahkan rata-rata pertumbuhannya per kuartal lebih tinggi dibandingkan perÂtumbuhan industri. "Dia hanya kalah dari tekstil," katanya.
Ekspor industri mamain pada tahun lalu mencapai 31,8 miliar dolar AS. Jika dipisahkan dari minyak sawit nilai tembus 11,5 miliar dolar AS. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia.
Menurut Panggah, hingga triÂwulan III-2017, nilai investasi mamin yang masuk mencapai 27,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan investasi penanaman modal asing mencapai 1,4 miliar dolar AS.
Panggah mengakui, adanya Pilkada serentak akan mendorong pertumbuhan industri mamin tahun ini. Namun, Kemenperin mematok diangka moderat yaitu 8-9 persen. "Kita targetkan modÂerat. Kalau masuk double digit itu sangat bagus," tukasnya. ***
BERITA TERKAIT: