Industri Mamin Ngarep Pilkada Bawa Berkah

Patok Pertumbuhan Dua Digit

Rabu, 31 Januari 2018, 08:02 WIB
Industri Mamin Ngarep Pilkada Bawa Berkah
Foto/Net
rmol news logo Gabungan Pengusaha Ma­kanan dan Minuman Indonesia (Gappmi) mematok pertumbu­han industri makanan dan minu­man pada tahun ini sebesar 10 persen. Namun, semua itu perlu dukungan dari pemerintah agar tidak membuat regulasi yang menghambat industri mamin.

"Kami optimistis, kunci per­tumbuhan tahun ini adalah koordinasi dalam mengelola kebijakan dan regulasi yang kondusif terlebih tahun ini merupakan tahun politik. Jika itu terjadi industri bisa tumbuh lebih tinggi lagi," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Menurut Adhi, ada beberapa faktor yang bisa mendorong pertumbuhan industri mamin tahun ini. Antara lain, terbitnya beberapa kebijakan deregulasi yang memabudahkan pasokan bahan baku. Misalnya, terbitnya Peraturan Menteri Pertanian No 38 Tahun 2017 mengenai Rekomendasi Impor Produk Hor­tikultura dan Peraturan Menteri Perdagangan No 91 Tahun 2017 tentang ketentuan Impor Produk Kehutanan.

Dalam Peraturan Menteri Perdagangan No 91, pelaku industri diberikan kemudahan untuk memperoleh impor bahan baku produksi dan kemasan. "Kami melihat Presiden Jokowi juga serius mewujudkan iklim usaha yang kondusif dengan diterbitkannya Peraturan Presi­den (Perpres) No 91 tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha," ujar Adhi.

Apalagi Presiden juga mener­bitkan Instruksi Presiden (Inpres) No 7 Tahun 2017 mengenai Pen­gendalikan Kebijakan di Ling­kup Kementerian dan Lembaga. Kementerian diminta untuk ber­kordinasi dengan Kementerian Koordinator sebelum mener­bitkan kebijakan strategis.

Faktor pendukung lainnya adalah tahun ini memasuki tahun politik. Jumlah uang yang beredar pun akan lebih banyak. Konsum­si mamin pun akan terdongkrak. "Pemerintah perlu memastikan Pilkad yang dilaksanakan pada 171 wisata berlangsung aman dan damai," ujarnya.

Kendati begitu, kata dia, masih ada beberapa kendala yang bisa mengancam target pertumbu­han industri mamin tahun ini. Misalnya mengenai kebijakan ketersedian bahan baku untuk industri mamin seperti garam, gula daging sapi dan susu terus menjadi polemik.

Dirjen Industri Agro Kemen­terian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan, industri mamin merupakan industri yang strategis. Industri ini terus tumbuh setiap tahun dan terus berkembang.

Pada tahun lalu, hingga triwu­lan III, industri mamin tumbuh 9,46 persen. Bahkan rata-rata pertumbuhannya per kuartal lebih tinggi dibandingkan per­tumbuhan industri. "Dia hanya kalah dari tekstil," katanya.

Ekspor industri mamain pada tahun lalu mencapai 31,8 miliar dolar AS. Jika dipisahkan dari minyak sawit nilai tembus 11,5 miliar dolar AS. Jumlah ini akan terus meningkat seiring dengan banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia.

Menurut Panggah, hingga tri­wulan III-2017, nilai investasi mamin yang masuk mencapai 27,9 triliun untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN). Sedangkan investasi penanaman modal asing mencapai 1,4 miliar dolar AS.

Panggah mengakui, adanya Pilkada serentak akan mendorong pertumbuhan industri mamin tahun ini. Namun, Kemenperin mematok diangka moderat yaitu 8-9 persen. "Kita targetkan mod­erat. Kalau masuk double digit itu sangat bagus," tukasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA