"Berdasarkan pengamatan kami di lapangan, baik harga gabah maupun harga beras suÂdah mulai turun, tapi belum signifikan. Baru turun di kisaran Rp 300 per kilogram (kg). Tapi, untuk di tingkat penggilingan, harga masih tinggi," ungkap Ketua Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras (Pepadi) Sutarto Alimoeso kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Sutanto menilai, penurunan harga gabah lebih banyak disebabkan pengaruh distribusi bantuan sosial non tunai. Karena, saat ini panen belum merata.
Dia memprediksi harga gabah dan beras baru akan mengalami penurunan signifikan pada buÂlan Februari dan Maret seiring masuk masa panen raya.
Sutarto menyarankan pemerintah menaikkan Harga PemÂbelian Pemerintah (HPP) gabah untuk mencegah petani mengaÂlami kerugian.
"Saat ini HPP untuk gabah Rp 3.700 padahal harga di pasar saat ini sudah hampir Rp 6.000. Idealnya di kisaran Rp 4.500 dengan begitu petani akan semangat dan harga beras diprediksi juga tidak akan terlalu tinggi," sambungnya.
Dia menuturkan HPP baru penting segera ditetapkan. Karena HPP menjadi pedoÂman Perum Bulog untuk memÂbeli beras dari petani. "Kalau harganya tidak masuk, Bulog tidak akan bisa banyak menyerap beras petani," ujarnya.
Saat ditanya soal stok beras, Sutarto memastikan keterseÂdiaannya masih aman hingga satu bulan ke depan. Sehingga, masyarakat tidak perlu khaÂwatir.
Penurunan harga gabah dan beras juga disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, baru-baru ini. Amran mengaku dapat kabar langÂsung dari Pasar Induk Cipinang, bahwa harga beras sudah turun Rp 300 per kg. Dan, gabah turun Rp 800 per kg.
Terkait penurunan harga beÂras, Amran mengaku telah berkoordinasi dengan Perum Bulog untuk segera melakukan penterapan beras hasil panen raya yang berlangsung mulai dari Februari sampai Mei 2018.
Seperti diketahui, harga beÂras sejak akhir tahun mengalaÂmi kenaikan melampaui harga eceran tertinggi. Kenaikan harga tersebut disinyalir karena minimnya stok. Hal tersebutlah yang menyebabkan KementeÂrian Perdagangan (Kemendag) terpaksa mengimpor 500 ribu ton beras. ***
BERITA TERKAIT: