Go-Jek Makin Di Atas Angin

Disuntik Modal Sama Google

Selasa, 30 Januari 2018, 12:08 WIB
Go-Jek Makin Di Atas Angin
Foto/Net
rmol news logo Teka-teki Google menanamkan investasinya di Go-Jek akhirnya terkuak. Kemarin, perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu mengumumkan telah menyuntik perusahaan yang dipimpin oleh Nadiem Makarim. Namun, nilai investasinya belum mau dibocorkan. Go-Jek makin di atas angin.

Informasi mengenai Google menanamkan investasi di Go-Jek diungkapkan oleh VP Next Bil­lion Users Team Google Caesar Sengupta dalam yang berjudul 'Investing in Indonesia' yang dipublikasikan di blog Google, kemarin. Namun, dia tidak mem­bocorkan nilai investasinya.

Menurut Caesar, alasan pihaknya menanamkan investa­si di Go-Jek karena startup lokal tersebut dipimpin oleh tim manajemen yang kuat dan memiliki rekam jejak yang ter­bukti menggunakan teknologi untuk membuat hidup lebih nyaman bagi orang Indonesia di seluruh negeri.

"Investasi ini memungkinkan kita bermitra dengan juara lokal yang hebat di ekosistem startup yang berkembang di Indonesia, sekaligus memperdalam komit­men kita terhadap ekonomi in­ternet di Indonesia," ujarnya.

Dengan berinvestasi di perusa­haan lokal, perseroan bisa mem­bangun produk lokal yang relevan dan melatih bakat lokal. Pihaknya berharap dapat melihat juara lokal yang lebih menakjubkan seperti Go-Jek muncul di Indo­nesia. Apalagi, saat ini Indonesia menjadi negara terbesar kelima pengguna internet di dunia.

"Seperti biasa, kami didorong, diilhami oleh pengguna dan mitra kami untuk selalu mencari lebih banyak kesempatan untuk mendukungnya," tambahnya.

Menurutnya, Google sudah melatih hampir 60.000 orang Indonesia untuk pengembangan aplikasi mobile. Dan, untuk membantu UKM melek Inter­net, Google juga memberikan inisiatif Gapura Digital yang telah melatih lebih dari 40.000 pemilik UKM di 10 kota.

Reuters sebelumnya men­gungkapkan, Go-Jek kembali mendapatkan suntikan dana segar dalam jumlah yang lebih besar dari investasi sebelumnya dari Tencent. Perusahaan penye­dia transportasi berbasis aplikasi ini mengantongi dana segar dari Google dan beberapa rekan senilai 1,2 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 16 triliun.

Selain Google, investor asal Sin­gapura, Temasek Holdings, KKR& Co, Warburg Pincus LLC dan platform online China Meituan-Dianping pun akan berpartisi­pasi dalam suntikan dana tersebut. Dengan pendanaan raksasa dari Google, Gojek menjadi lebih kuat dalam persaingan industri yang sama dengan Grab dan Uber.

CEO Go-Jek Indonesia Na­diem Makarim belum men­jawab telepon dan pesan Rakyat Merdeka mengenai investasi tersebut.

Ketua Dewan Pakar Masyarakat Transportasi Indo­nesia (MTI) Danang Parikesit menilai, Gojek, Grab, dan Uber, akan beralih ke layanan fintech. Alasannya aturan transpor­tasi online sudah makin ketat aturannya. "Sehingga mereka akan mulai mengurangi in­vestasi di sektor transportasi dan bergerak di bidang pembayaran elektronik,"  ujarnya.

Beberapa indikasi yang me­landasi pernyataan tersebut menurut Danang lantaran tak lain tekanan dari pemodal ven­tura (Venture Capital - VC) yang memandang sektor fintech lebih menghasilkan ketimbang transportasi.

Nadiem Makarim dalam ber­bagi kesempatan mengatakan, fitur uang elektronik Go-Pay akan keluar dari ekosistem layanan Go-Jek pada 2018. Apalagi, Go-Pay telah mengan­tongi izin penyelenggara uang elektronik dari Bank Indonesia.

Go-Pay sendiri telah menjadi sarana penghimpun dana kon­sumen Go-Jek sejak akhir 2015 lalu. Dengan Go-Pay, para peng­guna dimungkinkan untuk mem­bayar berbagai macam jasa yang tersedia dalam aplikasi Go-Jek secara nontunai tanpa membu­tuhkan adanya kartu kredit.

Saat ini, transaksi Go-Pay telah mencapai 60 persen dari penggu­na Go-Jek. Dia pun mengklaim, Go-Jek satu-satunya pemain digital terbesar yang punya digital wallet.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA