Menteri BUMN, Rini M SoeÂmarno di depan para investor menawarkan peluang untuk berinvestasi, khususnya dalam pengembangan infrastruktur dan konektivitas di Indonesia timur yang selama ini kurang mendapat perhatian.
"Rencana ekspansi kami meÂmang terlihat ambisius. Tapi pada saat bersamaan sangat realistis," ujarnya, melalui siaran pers, akhir pekan.
Ia menjelaskan, untuk rencana pembangunan konektivitas baik di udara, laut, darat yakni dengan membangun telekomunikasi menÂcakup internet dan serat optik, serta membangun pembangkit listrik.
Tidak hanya itu saja, dalam renÂcana pembangunan jangka menenÂgah tahun 2015-2019, Pemerintah juga membuat ekspektasi untuk meningkatkan rasio elektrifikasi menjadi 96,6 persen.
Sehingga, pemerintah memÂbangun pembangkit listrik baru dengan kapasitas total menjadi 35.000 mega watt (MW), lalu membangun sepanjang 2.650 kilo meter (km) jalanan baru dan sepaÂnjang 1.800 km jalan tol baru.
"Di akhir 2014, jalan tol IndoÂnesia keseluruhan hanya 780 km. Saat ini, kami membangun 1.800 km jalan tol hingga akhir 2019, yang mana lebih dari dua kali liÂpat dari pencapaian pemerintahan 69 tahun terakhir," jelasnya.
Selain itu, program pembanguÂnan lainnya yang tengah dikejar yakni infrastruktur bidang digital yakni dengan mengembangkan jaringan serat optik dari 112.494 kilometer di tahun 2014 menjadi 158.850 kilometer di tahun 2018.
"Dalam rangka mendorong pembangunan sektor telekomuÂnikasi ini, pemerintah juga memÂbangun 152 ribu
Base TransceivÂer Station (BTS)," katanya.
Bahkan, Rini juga memberiÂkan contoh investasi di IndoneÂsia yang menarik minat investor asing yakni Komodo Bonds Jasa Marga yang diluncurkan November 2017 dan terdaftar di London Stock Exchange. Selain itu, juga ada Komodo Bonds Wijaya Karya yang baru
"Keduanya adalah obligasi berkualitas tinggi yang dikelola perusahaan BUMN yang bergÂerak di bidang infrastruktur jalan tol," katanya.
Karenanya, ia memastikan Indonesia memiliki sejumlah keÂunggulan kompetitif yang banyak negara lain tidak memilikinya seperti demografi, serta tenaga kerja yang besar dan muda.
"Kami punya segmen kelas menengah yang cepat berkemÂbang, serta makro ekonomi kuat dan lingkungan politik yang stabil," katanya.
Ia melanjutkan, kondisi perekoÂnomian Indonesia yang terus memÂbaik terlihat dari penilaian lembaga rating internasional (
Moody's, S&P Global, dan Fitch Rating) yang menempatkan Indonesia seÂbagai negara tujuan investasi.
"Dua tahun terakhir ini, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan akan terus membaik di masa yang akan datang," katanya.
Selain itu, indikator lainnya terlihat dari makro ekonomi IndoÂnesia seperti neraca perdagangan yang positif dalam tiga tahun terakhir dan inflasi yang selalu terkontrol. Termasuk, indikator penting lainnya yakni tingkat kesÂejahteraan yang meningkat, angka kemiskinan menurun dari 11,7 persen pada tahun 2012 menjadi 10,1 persen di tahun 2017.
"Indonesia telah berkembang pesat. Hal ini ditunjukkan lewat indeks daya saing global, dimana menurut WEF pada tahun 2017- 2018 Indonesia menduduki posisi 36 dari 137 negara," katanya.
Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk juga mengikuti aksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk dengan menerbitkan Global IDR Bonds atau Komodo Bonds senilai Rp 5,4 triliun. Rencananya, KomoÂdo Bonds WIKA yang mengalami settlement pada 31 Januari 2018 ini akan didaftarkan di Bursa Efek London (LSE-ISM) dan Bursa Efek Singapura (SGX-ST).
Direktur Utama WIKA, BinÂtang Perbowo mengatakan, KoÂmodo Bonds WIKA mengalami oversubscribed (kelebihan perÂmintaan) hingga hampir 250 persen atau memperoleh peÂsanan sekitar Rp13 triliun. Hal itu menunjukkan kekuatan profil risiko WIKA serta minat para inÂvestor global untuk berinvestasi di sektor infrastruktur Indonesia.
"WIKA bangga telah berhasil membukukan transaksi Komodo Bonds untuk mendukung pemÂbangunan infrastruktur di IndoÂnesia. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari Kemenko Perekonomian, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, serta Kementerian BUMN dan seluruh pihak yang telah mendukung keberhasilan WIKA dalam tranÂsaksi Komodo Bonds ini," kaÂtanya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (25/1). ***
BERITA TERKAIT: