Shutdown government atau penghentian sementara operasional Pemerintahan Amerika Serikat (AS), tidak memberi keuntungan bagi rupiah. Mata uang Garuda nyatanya tetap lesu kendati dolar AS tengah mengalami tekanan.
Berdasarkan Kurs Referensi
Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jidsor) Bank InÂdonesia (BI), rupiah pada Senin (22/1) dipatok di angka 13.334 per dolar AS. Angka ini meÂlemah tipis jika dibandingkan patokan Jumat (19/1) di level 13.331 per dolar AS.
Shutdown government AS merupakan konsekuensi dari adanya ketidaksepakatan antara Presiden dan Kongres dalam penyusunan anggaran negara, khususnya terkait pembiayaan.
Ekonom dari
Institute for development of Economics and Finance (Indef) Bhima YudhisÂtira menilai, dampak shutdown government terhadap Indonesia, seharusnya berdampak positif terhadap nilai rupiah meskipun sangat minim. Di mana proyeksi rupiah masih berada dalam rentÂang yang terkendali di kisaran Rp 13.350-Rp 13.400 ketika terjadi
shutdown government. Bhima berpendapat, hal ini disebabkan pada masa
shutdown government, dolar AS cendÂerung melemah terhadap mata uang negara lainnya.
"Terjadinya
shutdown govÂernment menyebabkan prospek pemulihan ekonomi AS bisa terganggu. Dalam posisi ini justru harusnya rupiah akan diÂuntungkan," ucap Bhima kepada
Rakyat Merdeka.
Bhima bilang, peristiwa
shutÂdown government AS pernah terjadi pada 1995 hingga 1996 dan 2013. Saat itu, kurs rupiah hampir tidak terpengaruh oleh shutdown government di AS, karena sifatnya yang lebih temÂporer atau jangka pendek, berÂlangsung sekitar dua minggu.
Ia mengingatkan, dalam konteks menghadapi situasi shutdown government saat ini, cadangan devisa (
cadev) IndoÂnesia masih cukup untuk stabiÂlisasi kurs. Angka terakhir pada desember 2017 cadev berada di posisi 130 miliar dolar AS.
"Sebagai
safety net atau jaring pengaman terhadap gejolak eksternal, cadangan devisa harus terus ditingkatkan nilai maupun kualitasnya, dengan mendorong devisa ekspor non-migas serta devisa pariwisata," sarannya.
Justru yang perlu dikhawatirkan, sambung Bhima, jika
shutÂdown government berlangsung dalam jangka panjang atau lebih dari dua minggu. Dengan pertumbuhan ekonomi AS pada 2017 tercatat sebesar 3,2 persen pada triwulan ke-III 2017, atau tercepat dalam 3 tahun teraÂkhir, maka
shutdown governÂment akan menurunkan prospek ekonomi AS.
"Secara spesifik jika
shutdown government berlangsung cukup lama kinerja perdagangan InÂdonesia ke AS berpotensi terÂganggu, sehingga kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2018 berÂpotensi menurun," sebutnya.
Bhima meminta pemerintah dapat mempersiapkan mitiÂgasi risiko. Salah satunya denÂgan memperluas pasar ekspor ke negara alternatif sehingga ketergantungan terhadap AS berkurang.
Ia bilang, tren positif investasi AS pada 2018 bisa terkoreksi akibat terjadinya
shutdown governÂment, ditambah adanya reformasi kebijakan AS yang mulai berlaku efektif. Dengan kondisi itu, peÂmerintah perlu terus melanjutkan reformasi investasi. Khususnya percepatan perizinan, deregulasi dan evaluasi insentif fiskal.
"Harapannya, efek negatif investasi AS yang berkurang bisa di
off-set oleh kenaikan investasi dari negara lainnya. Dampak
shutdown government di pasar keuangan akan berimplikasi pada naiknya yield surat utang yang mencerminkan kenaikan risiko, serta keluarnya modal asing dari negara berkembang," bebernya.
Tak jauh berbeda, Analis PT Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail memprediksi, rupiah kemungkinan bergerak di rentang Rp 13.300-Rp13.320 per dolar AS. Namun, di hari kedua tutupnya pemerintah AS, tanda-tanda kesepakatan di dalam Senat AS mulai muncul untuk mengesahkan anggaran pemerintahan.
"Di sisi lain, isu berkurangnya pembelian obligasi pemerintah AS oleh China dan Jepang diperÂkirakan juga akan membantu penguatan rupiah mengawali pekan keempat Januari. Laju ruÂpiah di awal tahun menunjukkan tren penguatan terus menerus," ucap Ahmad optimistis daÂlam riset yang diterima
Rakyat Merdeka. Menyoal ini, pemerintah namÂpaknya belum mau berspekulasi banyak. Saat ditemui di komplek Gedung BI, Menteri KoordiÂnator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dan Menteri Keuangan Sri Mulyani kompak menolak memberikan komenÂtarnya. "Saya belum komen dulu ya," ujar Darmin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga enggan berkomentar terkait hal tersebut. "Untuk hal ini, tak ada komentar sekarang ini ya," kata Sri Mulyani. ***
BERITA TERKAIT: