"Ini tahun politik, uang beÂredar banyak. Untuk perdaganÂgan tidak perlu khawatir, sebab uang beredar untuk kumpul-kumpul, cetak kaos, sablon, orang ngumpul pasti sediakan makanan," ungkap Enggar di Jakarta, kemarin.
Enggar mengatakan, Pilkada serentak tahun ini akan dilaksanakan di 171 Daerah yakni 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Artinya, akan banÂyak daerah yang terpengaruh imbas positif dari pesta demokrasi tersebut.
Menurutnya, yang menjadi persoalan dan perlu menjadi perhatian bagaimana menÂjaga stabilitas ekonomi. "Peningkatan ekonomi di daerah pasti meningkat, yang menjadi soal adalah bagaimana peningÂkatan (perdagangan) itu tidak ada push terhadap inflasi, itu yang harus dijaga," jelasnya.
Untuk itu, Enggar mengaku telah menyiapkan strategi meÂnekan inflasi tersebut. Salah satunya dengan menekan harga bahan pokok dengan penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET). Saat ini, pihaknya telah menerÂapkan HET pada empat bahan pokok yakni, beras, gula, minÂyak, dan daging sapi.
Enggar mengklaim, peneraÂpan HET pada 2017 berhasil mengendalikan inflasi pada tahun 2017 sebesar 3,6 persen. Raihan tersebut dibawah dari proyeksi APBN-P 2017 sebeÂsar 4,3 persen.
"Pada 2018 ini kami akan lebih ketat lagi kendalikan bahan pokok dan tidak akan biarkan kenaikan yang berÂlebihan. Kami pasti akan isi dari supply dan demand. Tugas kami melayani dan memperhatikan betul masalah ini," tegasnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengumumkan inflasi 2017 sebesar 3,6 persen. Angka itu meningkat dibandingÂkan 2016 yang tercatat 3,02 persen. Namun demikian, yang membanggakan, bahan pangan tidak masuk sebagai penyumbang inflasi seperti tahun-tahun sebelumnya. BPS menyimpulkan 2017 pemerinÂtah cukup berhasil kendalikan harga pangan. ***
BERITA TERKAIT: