Bambang menilai, keseriusan Korsel membangun perekonoÂmian perlu dicontoh. MenurutÂnya, Korea tahun 1950, sama miskinnya dengan Indonesia.
Tetapi sekarang Korea sudah mampu menyaingi negara maju.
"Negara mana yang harus jadi role model? Saya akan bilang Korsel, karena setelah tahun 50an, sesudah perang, Korsel dan Indonesia sama sama jadi negara miskin," kata Bambang di Depok, kemairn.
Kedua negara, lanjut BamÂbang, mulai merintis perekoÂnomian setelah kondisi negara mulai stabil. Namun perbedaanÂnya, Korsel serius membangun lantaran tidak memiliki sumber daya alam. Sementara Indonesia, cuma fokus pada industri minyak dan gas (migas), perkebunan, dan tambang.
Dia menuturkan, ketika IndoÂnesia asyik menggarap ketiga sektor tersebut, Korsel merinstis menjadi negara industri. Seiring berjalannya waktu, Korsel mampu memproduksi mobil yang dimulai dari industri perÂakitan sampai akhirnya benar-benar fokus menciptakan.
Bambang memuji keberhasilan Korea menciptakan alat elekÂtronik. Misalnya Samsung yang saat ini terkenal sebagai merek telepon selular. "Samsung itu pesaingnya Apple, bayangkan dulunya negara miskin bisa jadi pesaing dari negara maju," ujarnya.
Bekas menteri keuangan ini meminta agar Indonesia menÂcontoh Korsel dalam fokus pembangunan industri agar menÂdorong pertumbuhan ekonomi. Salah satu cara yang bisa dilakuÂkan dengan tidak lagi bergantung pada sumber daya alam.
Bambang memprediksi, perÂtumbuhan ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih baik pada 2045. Syaratnya, Indonesia harus mengganti sumber daya alam untuk menggerakkan roda perekonomian.
"Jadi masa depan Indonesia jangan lagi tergantung sumber daya alam, itu menjerumuskan sekali. Karena sumber daya alam kan berfluktuasi kalau bagus seÂmua senang, kalau jelek ya susah semua," imbuhnya.
Bambang menuturkan, IndoÂnesia harus segera menciptaÂkan sumber daya manusia. Hal itu diyakini menciptakan daya saing yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanÂjutan. Sebab dengan kualitas mumpuni, teknologi bisa segera tercipta. ***
BERITA TERKAIT: