Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mengungÂkapkan, pendanaan infrastrukÂtur menggunakan utang sampah dan uang sampah dalam jumlah besar produk pasar keuangan global, akan berakibat pada peningkatan level krisis keuangan global, yang saat ini berhadapan dengan tiga masalah fundamental. Padahal, hal ini tidak mungkin terselesaikan tanpa sebuah guncangan perang besar.
Daeng menyebutkan, krisis fundamental itu adalah, perÂtama, krisis
over-production. Krisis jenis ini terjadi karena kelebihan kapasitas produksi global yang tidak akan mampu diserap pasar.
"Kondisi ini akibat efisiensi luar biasa dari industri, pengÂgunaan teknologi, rekayasa genetika dan penemuan-penemuan baru yang mampu memompa produksi, namun menekan penggunaan tenaga kerja dan minimalisasi upah," ujarnya.
Hampir seluruh sektor menÂgalami
overproduksi, lanÂjut Daeng, seperti pangan, energi, besi baja, elektronik, outomotif, tekstil, dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut melimpah, namun pada sisi lain pasar tidak dapat menyerapnya. Sementara upaÂya peningkatan kapasitas pasar dengan mendorong perdaganÂgan bebas, pembukaan pasar, regionalisme, tidak mendapat hasil signifikan.
Dalam kasus Indonesia, ujarnya lagi,
over produksi global telah memukul industri nasional akibat liberalisasi perdagangan, penghapusan seluruh hambatan atau barrier seperti tarif dan proteksi.
"Dalam kasus Indonesia, memang ada fenomena aneh, yakni harga barang kebutuhan hidup pada tingkat global menurun, namun di Indonesia justru meningkat. Hal ini menunjukkan level penguÂrasan ekonomi dan keuangan rakyat di Indonesia yang jauh lebih dalam dibanding negara atau kawasan lain di dunia," jelas Daeng.
Krisis over produksi menÂgakibatkan pertarungan yang semakin keras antara perusaÂhaan raksasa dalam merebut pasar. Demikian juga pertarÂungan keras negara-negara industri untuk merebut wilayah dalam menyediakan pasar bagi perusahaan-perusahaan mereka.
Over-produksi, jelas Daeng, juga mendorong negara-negara industri kembali pada protecÂtionism seperti yang dijalankan Cina melalui subsidi mata uang dan politik perdagangan lainÂnya, Inggris dengan Brexit dan Amerika Serikat dengan
buy American product dan Eropa dengan
buy European act. Krisis fundamental kedÂua adalah krisis under-conÂsumption, yakni daya beli masyarakat yang jatuh ke tempat paling rendah. Pada tingkat global terjadi kemiskiÂnan dan ketimpangan luar biasa di berbagai negara. Lebih dari 1,5 miliar penduduk bumi jatuh miskin. Satu miliar di antaranya benar-benar kelaÂparan. ***
BERITA TERKAIT: