PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) akan menutup dua gerai di Pasaraya Blok M dan Manggarai akhir bulan ini. Gerai ini kehilangan calon pembeli. Di kedua tempat itu Matahari kerap sepi. Demi efisiensi, manajemen memutuskan menutup keduanya. Untuk menghabiskan stok, pihak retail membanting harga produk-produk mereka dengan diskon hingga 75 persen. "Matahari Department Store Pasaraya Blok M dan Manggarai akan tutup per akhir bulan September. Ini karena kinerja mall yang sepi mengkibatkan kinerja kedua gerai tidak sesuai target manajemen," ujar Sekretaris PT Matahari Department Store Tbk Miranti Hadisusilo kepada wartawan.
Miranti menjelaskan, jumlah pengunjung yang tak sesuai target membuat kinerja dua gerai tersebut tidak sesuai target penjualan. Seperti diketahui, gerai Matahari di Pasaraya baru dibuka 2015. Hingga kini, Matahari memiliki 157 gerai. Miranti menuturkan, pihaknya akan membuka 1-3 gerai lagi hingga akhir tahun. "Kami akan buka gerai lagi satu di Jawa dan dua di luar Jawa," tutup Miranti.
Kelesuan ekonomi juga terjadi di bisnis penyewaan pesawat terbang. President Premiair Group, Capt. Tony Hadi mengungkapkan, sejak tahun lalu, rata-rata penyewaan pesawat jet pribadi per bulan belakangan ini hanya mencapai 30 jam. Sedangkan, beberapa tahun lalu mencapai 50 jam penerbangan per bulan. "Kalau sekarang agak slow ya 20-30 jam per bulan. Kalau high season 40-50," kata Tony di Premiair Lounge, Jakarta, kemarin.
Tony mengaku lesunya bisnis penyewaan pesawat jet pribadi diakibatkan dari lesunya ekonomi saat ini. Kondisi seperti ini baru dirasakannya setahun belakangan. "Tergantung suasananya kalau ekonomi lagi boom (bagus) ya sibuk. Situasinya lagi tidak (bagus)," kata Tony.
Premiair adalah perusahaan penerbangan yang mengelola 15 pesawat jet pribadi, dan 1 di antaranya merupakan milik Premiair sendiri. Sisanya pesawat jet pribadi milik pihak lain yang dikerjasamakan operasi. Mengantisipasi kelesuan tersebut, Premiair juga mengoptimalkan usaha di bidang lainnya. Melalui PT Wira Adirajasa Dirgantara yang merupakan anak usaha Premiair, bisnis yang difokuskan adalah Fixed Base Operator (FBO). Selain itu, melalui PT Wira Jasa Angkasa juga menawarkan jasa servis pesawat terbang atau MRO. "Sekarang kita punya MRO, FBO, punya lounge, punya konsultan bisnis untuk dukung main business," ujar Tony.
Fenomena ini ditanggapi pemerintah. Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan tutupnya gerai Matahari bukan karena daya beli masyarakat yang menurun. Enggar berpendapat itu adalah strategi perusahaan agar lebih efisien.
"Lihat saja dia dari yang sudah public listing company, bagaimana kinerjanya, bagaimana rugi labanya, bagaimana dia revenue peningkatannya, year on yearnya lebih baik," kata Enggar di Jakarta, kemarin. Menurut dia, penutupan gerai Matahari merupakan upaya efisiensi perusahan karena pusat perbelanjaan yang terdapat gerai sepi pengunjung. "Ya di tempat situ sepi, di tempat lain buka. Yang buka itu yang ramai, jadi yang sepi itu tutup," terangnya.
Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati khawatir peristiwa ini cerminan nyata kondisi daya beli masyarakat yang tengah menurun. Mantan Direktur Bank Dunia itu akan mencatat peristiwa ini dalam menghadapi situasi ekonomi pada semester kedua tahun ini. "Kami akan terus observasi. Kami akan lihat saja, apakah ini ada perubahan konsumsi dan lain-lain," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai rapat koordinasi, kemarin.
Berbagi data, konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua hanya mencapai 4,93 persen, atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu yang mencapai 4,97 persen. Untuk menggenjot ekonomi yang dipatok 5,2 persen, maka konsumsi rumah tangga harus tumbuh lima persen sepanjang tahun. Untuk itu, kata Sri Mul, pihaknya akan terus memantau kondisi perekonomian, baik itu dari sisi perpajakan maupun adanya indikasi perubahan pola konsumsi masyarakat. Ini akan menjadi pertimbangan pemerintah menentukan kebijakan ke depan. ***
BERITA TERKAIT: